Senin, 19 April 2010

Menjaga Kesehatan Lingkungan Rumah

Sumber : Indofamilyhealth

Dunia kerap mengirim kabar tentang serangan virus-virus baru yang berbahaya. Kini masyarakat sudah harus lakukan tindak pencegahan. Salah satunya dengan menjaga kesehatan lingkungan rumah. Saat bicara tentang masalah lingkungan, mungkin yang ada di kepala kebanyakan orang adalah masalah deforestasi (pembabatan hutan), polusi, menipisnya lapisan ozon, atau pengelolaan limbah yang salah.

Perspektif itu boleh jadi terlalu besar bagi kebanyakan orang, sehingga kurang memberi gambaran yang tepat untuk sebuah solusi yang aplikatif.

Padahal setiap orang bisa berkontribusi untuk mengubah kondisi ini dan membuat lingkungan rumah menjadi lebih sehat. Berikut ini hal-hal kecil yang bisa membuat lingkungan sekitar kita lebih baik dan lebih sehat.

1. Menjaga udara tetap bersih
Menjaga kesehatan udara di sekitar rumah kita adalah penting, sebab sebagian hidup kita dihabiskan di lingkungan rumah. Ia bisa diwujudkan dengan beberapa cara. Yakni
- Menggunakan filter udara. Agar filter udara bisa membersihkan udara secara efisien dan optimal, pastikan untuk dibersihkan setidaknya dua kali setahun
- Sediakan ruangan kotor. Sediakanlah area khusus di dalam rumah untuk melepas sepatu, atau kegiatan-kegiatan kotor lain. Hal ini untuk mencegah menyebarnya kotoran ke berbagai penjuru rumah.
- Hindari asap rokok. Jangan biarkan orang lain untuk merokok di dalam rumah Anda. Bila Anda hidup dengan seorang perokok, pastikan mereka merokok di luar rumah. Bahkan kalau perlu minta mereka untuk tidak masuk dulu usai merokok, selama lima menit. Sebab, saat seorang perokok memasuki rumah, mereka akan terus menghembuskan sisa-sisa rokok selama beberapa saat.

2. Pilih produk-produk perawatan tubuh secara cermat
Produk yang digunakan tubuh sangat penting bagi tubuh. Unsur-unsur kimia, yang terkandung dalam produk perawatan bisa mempengaruhi hormon dan tubuh. Gunakan produk-produk yang memiliki kandungan alami yang tinggi dan hindari banyak kandungan bahan kimia, pewangi, atau bahan pengawet. Berikut ini adalah beberapa unsur kimia yang patut dihindari
- Parabens (butyl, methyl, dan propylparaben)
- Triethanolamine
- Sodium Lauryl. Laureth Sulfate (SLS)
- Disodium Laureth Sulfoscuuinate (DLS)
- Phenoxyethanol

3. Pilih produk rumahan secara bijak
Produk-produk yang Anda gunakan di rumah seperti pembersih, pestisida, dan deterjen, bisa menimbulkan emisi racun di udara, baju, serta kain-kain rumah tangga.

4. Makanlah makanan organik
Kendati biasanya lebih mahal daripada makanan biasa, makanan organik memberikan hal lain yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan. Daging atau susu organik misalnya, biasanya bebas dari obat antibiotik, obat-obat  serta hormon tambahan lain. Sementara produk-produk organik lain juga bebas dari pestisida serta bahan kimia yang dapat berakibat kepada kesehatan.

5. Renovasi rumah secara sehat
Bila Anda sedang mengerjakan proyek renovasi rumah, usahakan untuk membeli material yang tahan lama, ramah lingkungan serta tidak mengandung racun. Misalnya dengan menggunakan cat yang mengandung volatile organic compound (VOC) rendah atau bila perlu sama sekali tidak mengandung VOC. Sebab, biasanya cat yang mengandung VOC akan melepaskan gas berbahaya ke udara.

ASI Di Dunia Terancam Tercemar Pestisida

Sumber : Indofamilyhealth

Data terbaru WHO memotret, paling tidak 20 ribu orang per tahun meninggal akibat keracunan pestisida. Sekitar 5.000 hingga 10.000 orang per tahun terkena efek sampingnya, seperti menderita kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan sakit lever.

Gaya Kartini berapi-api saat menyingkap potret tersebut. “65% ASI di dunia telah tercemar pestisida,” seru penemu pupuk organik “Kascing” yang belakang populer di kalangan petani di luar Bali itu, dalam forum diskusi terbatas yang digelar Bali Post di lantai III Gedung Bali Post, Jalan Kepundung Denpasar, belum lama ini. Biangnya dituding “sang ratu cacing” ini bersumber dari pengunaan pupuk pertanian anorganik.

Pertanian kita selama ini tak bisa jauh dari penggunaan pupuk buatan manusia tersebut. Celakanya, kandungan zat kimia yang terdapat dalam pupuk tersebut terbilang berada di luar ambang batas. 

“Efek zat kimia pupuk anorganik telah menimbulkan menyengat ibu menyusui,” keluh konsultan inkubator pestisida organik Pemerintah Provinsi Bali, ini.

Kilas balik coba digagas doktor lulusan Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung, ini. Pupuk kimia mulai dibumikan ke lahan petani kita sejak awal era 60-an. Namun, setahun uji coba ternyata membawa petaka. Hasil pertanian anjlok dan struktur tanah rusak.

Celakanya, program pemerintah itu berada di bawah gerakan Komando Operasional Makmur. Gerakan ini menginstruksikan secara intensif keharusan memakai pupuk kimia yang difasilitasi pemerintah.

Selain urea, ada pula ZA, dan TSP 

“Inilah awal pembantaian pabrik pupuk alam yang tersimpan dalam tanah berupa makro maupun mikroorganisme,” sedihnya. 

Masygul di hati kecil Kartini kian membuncah. Saat mengamati penggunaan pupuk kimia, perempuan kelahiran Kubutambahan Buleleng ini penggunaan pestisida membuat produktivitas tanah pertanian jeblok. Pahitnya justru saat kartini menemukan potret menyedihkan menimpa para petani. “Petani sebagai pelaku dan masyarakat sebagai konsumen hasil pertanian yang memakai pupuk kimia justru teracuni pestisida,” sergahnya.

Parahnya, kata Kartini, ASI di seluruh dunia telah tercemar racun pupuk kimia tersebut. Sekitar 65 % racun pestisida telah menodai ASI kaum perempuan menyusui. “Ini data yang dikeluarkan WHO,” tegasnya. Ia mengingatkan jangan lekas terpukau dengan teknologi mutakhir pertanian. Kita harus berhitung risikonya bagi masa depan gennnnnerasi anak-anak masa depan.

Pestisida Sintesis

Namun, para petani kita justru tetap memilih beralih dari pestisida alam ke sintetis. Memang, ada keunggulan pestisida sintesis. “Pemakaiannya lebih mudah, lebih praktis, gampang diangkut serta disimpan, dan harga relatif murah,” jelas ahli pertanian FP Unud, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta, M. Sc.

Tak pelak, pestisida sintesis pun naik daun di mata petani. Bahkan, awal era 90-an tercatat penggunaan pestisida sudah mencapai 20 ribu ton. Walau pestisida ini berguna untuk memberantas hama. Tapi, pencemaran lingkungan dan keracunan terhadap konsumennya pun tak kurang menjengkelkan.

Data terbaru WHO memotret, paling tidak 20 ribu orang per tahun meninggal akibat keracunan pestisida. Sekitar 5000–10.000 orang per tahun terkena efek sampingnya, seperti menderita kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan lever.

Pestisida sintetis yang dipakai tanpa aturan menimbulkan kasus pencemaran air tanah. Manusia dan makhluk yang mengonsumsi air tanah ikut terkena getahnya. Makanan dan minuman tercemar. Waspadai pula resiko ASI (air susu ibu) yang juga punya potensi tercemar zat-zat makanan dan minuman yang terpapar pestisida.
Efek lainnya, serangga yang berguna untuk penyerbukan binasa (lebah), serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya, dan timbulnya kekebalan hama maupun patogen terhadap pestisida sintetis itu sendiri.

Dampak pestisida bagi petani dan pemakai dapat menyebabkan keracunan akut melalui kulit dan keracunan akut lewat pernapasan. Untuk uji keracunan akut lewat pernafasan biasanya dilakukan dengan sistem aliran udara statis atau dinamis.

Minggu, 18 April 2010

MPASI (Makanan Pendukung ASI) Pertama Jundallah

Serial Sharing Keluarga
Oleh: Prima Avianti (Ummu Hizballah n Jundallah)

Akirnyaa nge-note juga soal mpasi setelah sebulan junda nge-mpasi,, wuuuiih deg-degan sangat lah yg kurasa saat ngasi mpasi pertama tuk junda,, sama deg-degannya waktu baru nge-firstmeal-in anak pertama,, coz waktu mpasi pertama hizba dulu asal banget ngasinya,, smua serba instan! huks minim info 'n pengetahuan siy,, syekarang hizbanya jd picky eater 'n gampang GTM duweh :( maafin ummi ya nak,.. eh tp teuteup: sufor P****S**E BUKAN solusi yaah! ^^b
Prepare ngasi mpasi pertama diawali dg cari info sejak junda masi ngASIX di usia 5 bulan,, browsing sana browsing sini,, tanya sana tanya sini,, baca ini baca itu dan hasilnya B.I.N.G.U.N.G! haha :)) syukur alhamdulillah nemu blognya bunda dita (trimakasih banyak bunda atas sharenya yg sangat bermanfaat) yg uda mengabadikan pengalamannya dalam hal per-mpasi-an bebinya,, ga tanggung2 loh jadwal mpasinya tuh kueren renn: ada jam, hari, menu, dan catatan alergi kalo ada,, standing appalause deh bunda,, SALUD!

setelah dipelajari dengan sungguh2 *hee engga lah biasa aja sih* dan blonja blanji tepung gasol yg ternyata tempetnya ga jauh dari rumah dan tibalah saatnya D-DAY: ketika junda tepat di 6 bulan,, sesuai dg referensi bunda dita jadwal mpasi diawali jm 12 siang dg menu bubur beras coklat gasol ples asip,, suapan pertama: ndelewer,, haha ea ealaah secara caer banged getoooh,, suapan kedua masih ndelewer2 juga akakak,, never give-up duwonk! lanjuuut,, jundanya juga asik2 aja tuh: gayanya hap-hap kaya lagi ngunyah,, padahal ga ada yg nyantol sedikitpun,, :)) yaah sekedar tau rasanya laah ^^ daaan ga abis deh buburnya,, gapapaa yg penting KENALAN doeloe: tak kenal maka tak sayang,, semangaad!

selama 3 hari di awal mpasi junda hanya sekali sehari (jm 12 siang),, pertimbangannya kalo kata bunda dita siy karena baru pertama kali kena makanan solid jd diambil tengah2nya nyusu seharian ya jm 12 siang itu,, tp ada versi ilmiahnya sih: pemberian first meal bebi sebaeknya di pagi ato siang hari dikarenakan kalo2 ada reaksi alergi kita bisa dg mudah membawanya ke dokter,, kalo malem kan kasian bebinya kasian emaknya juga,, hee manut aja lah :d

Lanjut gaan,, setelah sminggu frekwensi mpasinya meningkat jadi 2 kali sehari (jm 9 pagi dan jm 4 sore),, setelah 3 minggu jadi 3 kali sehari (jm 9 pagi, jm 12 siang ma jm 4 sore),, begitulah slow but sure,, :)

menu junda sejak awal mpasi hingga hari ini uda lumayan variatif yah, a.l: bubur beras coklat gasol, bubur tepung pisang gasol (baru mau hari ini setelah seminggu yg lalu nolak,, woohoo!), bubur beras merah gasol, puree buncis, puree kentang, puree labu siam, puree seledri, puree timun, puree kacang merah, puree labu parang (ditolak mentah2 dan ternyata ada reaksi alergi: pupnya lebi sering, tekstur ampas dan bau sangat), puree ubi manis, sari wortel, puree apel, puree pear, puree/sari melon, pisang kerok, dan sari jeruk,.. :)

 
Adapun tips dariku dalam hal pemberian mpasi pertama inih:
 
1. bebi dalam suasana hati yg hepi duluu,, riang gembira cerah ceria bahagia sejahtera aman sentosa lah pokoknya,, kalo masi rewel tunggu bebi tenang dulu baru meal-time duweh :)

2. posisikan bebi senyamaan mungkin,, dudukkan dia di stroller beri dia celemek singkirkan smua maenan biar perhatiannya fokus ke maemnya,, teuteup hibur dia ceritakan ttg makanan yg sedang dia makan saat itu,, dan yg nyuapin pasang muka sumringah yaah,, jangan cemberut mulu,, butek diliat tauk! kwakwak :D

3. bikin bubur dg tekstur cair (pertimbangannya biar indera pengecapnya ga kaget kan transisi dari asi ke makanan padat nih critanya),, berikan dalam jumlah yg sedikit dulu: biar ga mubazir kalo ga abis,, selaen itu porsi yg tidak terlalu banyak juga bisa menjaga suhu bubur anget2 kuku (ga cepet mbededeg kalo kata bule),, coz kalo uda dingin biasanya bebi ogah!

4. kenalkan sayur dulu sebelum buah,, harapannya sih biar anak kita jd vegetabeLOVER! amin :) tunggu 3-4 hari utk mengetahui apakah ada alergi ato tidak,, utk itu perkenalkan satu persatu terlebih dahulu,, kecuali kalo bebi sudah diperkenalkan pada sebuah bahan makanan dan nggak terjadi reaksi alergi ato reaksi pencernaan baru deh boleh dicampur2,, AMAN! ^^b

5. kalo uda ready maem,, jangan lupa baca bismillah 'n doa sebelom makan terlebih dahulu :) dekat dan tempelkan sendok ke mulutnya biarkan bebi yg merespon sendiri,, ada yg disembur,, ada yg mangap doang,, jangan panik dulu: itu cara dia mengenal mpasinya :) yg penting kita jaga moodnya jangan sampe bad mood,,

btw ada juga bebi yg ga mo pake sendok loh,, utk kasus ini coba pake jari telunjuk anda yg bersih ya tentunyaa,, celupkan ke bubur lalu dekat dan tempelkan ujung jari anda ke mulut bebi,, biarkan bebi ngisep ato nyruput sendiri,, yaa maklumlaah namanya juga uda biasa nyusu 6 bulan sebelumnya,, :)

bahkan ada bebi yg baru suapan pertama di first mpasinya uda GTM,, tetep tenang ya bundaa :) hentikan maemnya,, ajak dia maen 5-10 menit then ganti menu laen,, tapi kalo cara ini masi ga brasil juga,, yaa nasib yaa nasiiiib,, hihi :p syemangat mooooms!^^v


6. kalo ditengah2 maem bebi uda molai bosan rewel 'n ga nyaman sebaeknya STOP aktivitas maemnya (walo buburnya belom abis),, say alhamdulillah 'n beri minum air putih biar terbiasa gedenya tar :) ,,then cuci bersih mulut ato tangan ato bag tubuh bebi yg terkena bubur,, lepas celemek yg kotor kalo perlu gantilah bajunya dengan yg bersih,, jangan lupa pujilah dia!^^b yg terpenting adalah bikin bebi merasa meal-time adalah FUN time,, jangan sampe dia trauma akan pengalaman meal-timenya,, :)

oke duweh ibok-ibok,, sukses yaah! saling memberi api (ngasi semangat maksudnya,, ngasi duit lebi alhamdulillah lagi hee),, bola salju terus menggelinding yah (menyalurkan info yg bermanfaat tuk umat sejagat,, *halah*),, just happy giving our babies first meal-time,,^^


lovesloves,

ummi hizballah-jundallah
*belajar menjadi lebi baik*
bubur beras merah gasol + sari wortel = HAP HAP! :)

Senin, 05 April 2010

Pentingnya Peranan Wanita Sebagai FTM di Jepang...

Sumber : Kompas Sabtu 20 Nov 1993.
Oleh : Anni Iwasaki

PADA usia 21 tahun Chaeriyani (Anni) menikah seorang pria Jepang. Yasuhiro Iwasaki. Dua bulan kemudian, bulan Feb 1975, Anni ke Jepang diboyong suaminya. Pernikahan itu menghentikan semua cita-citanya semula menjadi produser file, sekaligus mengakhiri jalan yang pernah ditapakinya sebagai wanita bekerja-wanita karir.

Sampai saat ini , sudah hampir 20 tahun ia tinggal di Jepang, berperan sebagai ibu rumah tangga tok. Apa yang istimewa dari seorang wanita yang "cuma tinggal di rumah?"
Banyak hal yang sifatnya sehari-hari , kadang luput dari perhatian orang. Kepercayaan tentang pentingnya sesuatu yang seperti tidak istimewa, yakni sebagai "ibu rumah tangga", peranan domestik , itulah justru yang menjadikannya istimewa. Wanita ini merefleksikan signifikansi peranan ibu rumah tangga dalam tulisan-tulisan di media Jepang, maupun buku-buku yang diterbitkan di Indonesia. Jepang yang banyak dikagumi orang karena kedisiplinan dan kemajuannya ternyata menurut Anni disebabkan kukuhnya peranan domestik wanita-bukan wanita yang malang melintang di luar. 

***
SELAMA berada di Jepang ia melihat sebagian besar wanita adalah ibu rumah tangga total. Menurut pengalaman Anni, para ibu rumah tangga di Jpeng bisa merasa bangga menyandang profesi itu. Orang-orang Jepang tahu persis bahwa menjadi ibu rumah tangga bukan berarti hidup menganggur (jobless).

Ia rajin menulis untuk koran-koran besar di Jepang. Pekerjaan menulis ia lakukan di rumah setelah selesai mengurus segala keperluan suami dan anak-anak. "Saya menulis setelah suami pergi ke kantor, anak-anak ke sekolah dan selesai berbelanja serta masak," ujar wanita hitam manis asal Kediri, Jatim ini. 

Setelah satu artikelnya dimuat untuk memperingati penerbitan ke 15.000 harian terbesar Jepang, The Daily Yomiuri pada hari Rabu 25 Maret 1992.

Dalam artikel dengan judul Japan A Safer Place for Housewives, Kids, Anni bercerita tentang pengalaman hidupnya sebagai ibu rumah tangga di Jepang. Sebelumnya ia hanya tahu dari bacaan, bahwa wanita Jepang, terutama yang telah menikah, adalah kaum lemah yang hanya mengabdi kepada suami. "Ternyata Jepang adalah tempat yang paling damai dan aman bagi setiap ibu rumah tangga dan anak-anak," ujar Anni dalam artikel tersebut.

Profil Anni Iwasaki juga pernah terpampang di majalah Jepang berbahasa Inggris, Look Japan (Mei 1992). Dalam wawancara dengan wartawan majalah itu, Anni berbicara tentang betapa profesi ibu rumah tangga ini membutuhkan konsentrasi total dari setiap wanita. Seperti sebagian besar wanita Jepang , termasuk mereka yang pernah lulus dari perguruan tinggi, lebih memilih menjadi ibu rumah tangga total. "Sebagian besar wanita Jepang lulusan perguruan tinggi memanfaatkan hasilstudinya semaksimal mungkin untuk membina rumah tangganya dan mengasuh anak-anak mereka," ujar Anni.

Selama tahun 1992 anni telah menulis tiga buku pertamanya. Semuanya telah diterbitkan oleh PT Gramedia Jakarta. Ketiga bukunya adalah Dinamika Kehidupan, Mahligai Perkawinan dan Senyum Untuk Anakku. "Hampir semua tulisan saya adalah dalam rangka kampanye kepada dunia wanita agar menjunjung tinggi profesi ibu rumah tangga...dan kaum wanita karier yang terlalu banyak kerja di luar rumah agar kembali mencurahkan tenaga di dalam rumah," ujarnya.

Anni masih punya banyak tulisan yang akan ditawarkan ke berbagai penerbitan dan majalah di Indonesia. "Saya tidak akan memilih memasukkan artikel saya di majalah wanita, karena sebagian besar redakturnya adalah wanita yang gandrung pada karier di luar rumah, mereka selalu menolak pendapat saya," ujarnya. Nah...

***
DIA kini tinggal bersama suami, da ketiga anaknya, Rio (kelas tiga SMA), Yudo (kelas dua SMP) dan Rido (enam SD), serta suaminya di 1-317 Kashima 22-Hachioji, Tokyo. Tempat tinggalnya berada di kawasan perumahan terdiri dari 160 keluarga. Di kawasan perumahan tersebut terdapat sekolah dari taman kanak-kanak sampai SMA.
Suaminya sering bertugas ke berbagai negara. Sampai kini Anni telah menjelajah ke 26 negara, antara lain di Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, Arab, Afrika dan Asia. "Di negeri-negeri itu saya selalu memperhatikan kehidupan keluarga dan sistem yang berlaku. Dari situ saya yakin Jepang adalah negeri teraman bagi para ibu rumah tangga dan anak-anak," ujarnya.
Para ibu rumah tangga Jepang merasa aman, karena lapangan kerja diprioritaskan untuk para lelaki, berarti ancaman pengangguran bagi suami mereka tidak begitu besar. Karena banyak wanita Jepang lebih memilih sebagai ibu rumah tangga, lapangan kerja cukup untuk para suami. Para ibu rumah tangga Jepang tidak perlu terlalu khawatir suami mereka harus bersaing dengan kaum wanita dalam memperebutkan lapangan kerja.
Karena para ibu banyak di rumah pendidikan awal di bidang social behavior (tingkah laku sosial) bagi anak-anak mendapat perhatian pernuh. Misalnya untuk bidang-bidang tata krama, cara berpakaian rapi, menggunakan sapu tangan dan menggunakan bak mandi. "Maka orang Indonesia akan heran bila msuk ke toko-toko di Jepang menemui beribu-ribu jenis dan bentuk sapu tangan, mereka akan bertanya apakah semua itu bisa laku," ujarnya.
"Semua itu bisa laku karena orang Jepang telah terbiasa menggunakan sapu tangan sejak kecil dan pabrik-pabrik sapu tangan tidak khawatir bangkrut," ujarnya.
Selain itu sejak kecil para ibu rajin mengajarkan anak mandi dan mencintai kamar mandi. Karena itulah Jepang sangat kreatif memproduksi berbagai bentuk kamar mandi. "Itu karena sejak kecil orang Jepang telah diajar untuk mencintai mandi," ujar Anni.
Budaya disiplin waktu, berpakaian dan antre di Jepang bisa berjalan karena hal itu sudah ditanamkan sejak anak-anak. Dan itulah tugas ibu rumah tangga yang banyak meluangkan waktunya di rumah. "Kalau segala macam budaya itu harus dimulai di dalam rumah, maka itu sangat berkaitan dengan peran ibu rumah tangga yang harus banyak meluangkan waktu untuk hal itu...dan lihatlah rumah tangga di Jepang," ujar Anni.
Menurut Anni tidak ada ruginya bila seorang wanita lulusa fakultas kedokteran harus memilih menjadi ibu rumah tangga. Keahliannya bisa digunakan untuk mendidik anak-anaknya di bidang kesehatan, misalnya menjaga gigi supaya tetap baik. "Untuk mencetak manusia-manusia tangguh di masyarakat, pendidikan awal sebelum masuk sekolah sangat penting, karena itulah para ibupun perlu memperoleh berbagai keahlian khusus, selain punya pengetahuan umum yang kuat," kilah Anni. 

*** 

DALAM visi Anni, Amerika Serikat akan tertinggal jauh dalam kehidupan ekonomi dari Jepang. Di AS, banyak orang tenaga brilyan masuk ke militer, sedang yang kurang brilyan masuk ke pekerjaan sipil. Sementara itu terlalu banyak kaum wanita AS terjun ke lapangan kerja di luar rumah. Rumah-rumah di AS kosong dari ibu. Prinsip kemajuan ekonomi bangsa, menurut Anni, terjadi bila ada pemasukan uang (orang pengumpul uang) dan pengelola uang itu (manajer). Di Jepang ayah sebagai pencari pemasukan. Ibu sebagai orang yang me-manage (mengelola) uang itu. "Kalau semua cari uang, tidak ada yang mengelola dengan baik, misalnya merancang uang itu untuk apa saja dan apa saja yang harus diprioritaskan, maka uang yang masuk akan sirna begitu saja dan ekonomi keluarga akan ambruk," ujar Anni.
Prinsip semacam ini di Jepang hidupd alam hati sebagian besar orang Jepang sejak kecil sampai tua, dari unit keluarga sampai perusahaan, bangsa dan negara. "Dan itu saya lihat dari dapur rumah tangga saya di Jepang ini...itu jadi keyakinan saya sekarang," ujar nyonya muda berambut panjang dan tinggi semampai itu. 

Ia tertawa ketika seorang pejabat Indonesia datang ke Tokyo dan memberi nasihat padanya, bahwa wanita kini harus bisa menjadi wanita karier. Katanya, pejabat itu berbicara dengan lidah gombalnya. Ia mengeluarkan kalimat yang dihafalkannya dari udapan atasannya atau dari penataran-penataran untuk kenaikan pangkatnya. 

Mungkin sang pejabat itu tidak sadar, ketika gerakan emansipasi begitu menggebunya dan kemajuan wanita hendak diukur semata-mata dari kiprah sosial wanita di luar rumah, ia sebenarnya tengah berhadapan dengan eksponen yang justru tengah mengkampanyekan arus gerakan sebaliknya. Bahwa wanita harus kembali ke rumah, bahwa pekerti tentang kehidupan harus ditanamkan dari dalam rumah, bahwa initi kejaksanaan hidup yang luas sebetulnya berasal dari rumah. 

Bukankah di Indonesia juga ada pepatah: surga berada di telapak kaki ibu?(J. Osdar)

MENGUCAPKAN SELAMAT BULAN DAN HARI KARTINI 21 APRIL 2010:


"Engkau tahu gemarnya hatiku akan kesusasteraan. Akan tetapi tiada mungkin bertuankan sekali dua orang. Menjadi guru bukan menjadi pengasah pikiran saja, melainkan juga menjadi pembentuk budi pekerti, seharian bergaul dengan anak-anak, lalu hendak berusaha pula dalam hal kesusateraan?

Hanya satu mata pekerjaan saja yang hendak kukerjakan sekali kerja, tetapi hendak kulakukan dengan baik-baik" Habis Gelap Terbitlah Terang 30 Sept 1901 (Nyonya Abendanon).