Jumat, 18 Desember 2009

Berantem Itu Baik (Seri Hypno Parenting)

Written By: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School/Pendiri Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA)

Ayah, Bunda, suatu saat beberapa orangtua menghampiri saya dan seorang diantaranya mengatakan “Abah, saya masih belum bisa menghentikkan anak berantem. Aduhh hampir tiap hari itu kakak-adik berantem melulu! Bagaimana mengatasinya, saya pusing melihatnya tiap hari seperti itu.” Lalu seorang ibu lain menimpali disebelahnya “Sama anak saya juga seperti itu. Kenapa sih anak-anak ini rajin banget berantem!”

Lalu saya katakan kepada mereka ada beberapa hal yang dapat mereka lakukan agar mereka tidak pusing. “Pertama, ucapkan kalimat ‘alhamdulillah!’ saat mereka berantem dan jangan ‘astaghfirullah’. Kedua, bersahabatlah dengan berantem, jangan musuhi berantem karena berantem itu baik.”

“Nah lho?!”, bengong tuh parents....

Lalu saya balik bertanya pada mereka, “adakah anak yang memiliki saudara di rumah yang bebas dari berantem alias tidak pernah berantem?” Sebagian besar menggeleng, tapi seorang ibu mengangkat tangan “Anak-anak saya tak pernah berantem tuh! Tak pernah pukul-pukullan!”

“Mereka pernah marahan kan? Mereka pernah berbeda pendapat kan? Mereka pernah rebutan mainan kan?” tanya saya.

“Oh iya ya”.

“Berantem itu memang ‘wajib’ pukul-pukullan, tidak kan bu?”

“Wah kalau begitu memang semua anak berarti pernah berantem ya Bah....”

***

Ayah, Bunda, hampir semua anak yang memiliki saudara pasti pernah merasakan konflik. Konflik yang sering disebut dengan ‘bahasa pasar’ berantem ini bentuk bisa macam-macam, ada yang hanya berbeda pendapat, rebutan barang/makanan/mainan, hingga ada yang melibatkan fisik. Jika hampir tidak ada satu pun anak yang bebas dari pengalaman berantem, bukankah berarti berantem itu seperti sengaja diciptakan Tuhan untuk tujuan baik?

Ya, saya ingin mengatakan kepada semua orang, awalnya konflik itu bagi anak adalah baik! Hal yang semua anak akan mengalaminya. Sehebat apapun orangtua mendidik anak, orangtua tidak bisa menghindarkan anaknya dari konflik. Konflik bagi orang dewasa tidaklah terlalu baik, tapi bagi anak, terutama anak-anak usia 12 tahun ke bawah konflik adalah kebutuhan! Bahkan, seorang pakar tumbuh kembang menganggap anak yang tak pernah bertengkar justru tidak normal! Nah, karena sebuah kebutuhan, pengalaman konflik pada anak-anak akan terus berulang. Meski sebagian orangtua tidak menyukainya dan meski orangtua ‘ratusan kali’ mengatakan ‘jangan berantem terus deh, berantem itu tidak baik!’

Betapa tidak dibutuhkan, dari satu pengalaman hidup di masa kecil inilah anak-anak akan (seharusnya) mendapatkan bekal untuk menghadapi konflik hidup di masa depan. Tidak ada satu manusia pun setelah dewasa yang bebas dari konflik bukan? Karena itu, konflik pada anak seperti sengaja diciptakan Tuhan agar anak-anak kita dapat belajar bagaimana mereka kelak mengelola konflik di masa depan. Seperti seorang anak harimau atau kucing, yang saat mereka masih kecil sering terlihat bermain-main cakar-cakaran, konflik di masa kanak-kanak adalah ajang latihan bagi anak menghadapi konflik di masa depan. Ada banyak dari kita yang memiliki kompetensi hebat di bidang pekerjaan yang kita geluti, tapi karena tidak bisa menghadapi konflik membuat kita menjadi tak nyaman berlama-lama di tempat kerja.

Setiap adik-kakak pasti akan bertengkar. Bahkan adik-kakak 700 persen kali lebih sering bertengkar ketimbang dengan teman sebayanya masing-masing. Karena, mereka tahu, bahwa adik atau kakaknya akan selalu ada, tidak akan pergi. Menurut studi, adik-kakak yang bermain bersama, meski saling mengejek, memiliki hubungan yang lebih dekat ketimbang adik-kakak yang bermain terpisah. Istilahnya Adik-kakak lebih baik berisik karena bertengkar ketimbang damai tapi berpisah. Berpisah dalam artian saling tak mau menyapa dan bergaul karena satu membenci yang lain.

Konflik pada awalnya adalah baik bagi anak. Konflik berubah menjadi tidak baik saat orangtua tidak mengelola konflik anak dengan baik. Apalagi jika saat konflik, orangtua yang selalu menyelesaikan masalah. Akhirnya, anak tidak belajar apapun dari pengalaman konflik yang mereka alami. Saat misalnya seorang adik rebutan mainan dengan kakaknya, sebagian orangtua menyelesaikannya dengan mengatakan pada si kakak “Kakak, ngalah dong sama adik! Adik kan masih kecil....”

Ayah, Bunda, jika penyelesaiannya seperti itu, lihatlah ternyata bukan hanya kita tak melatih anak menghadapi konflik, tapi justru kita melebarkan konflik pada anak. Lihatlah, ternyata praktik ketidakadillan juga dapat dimulai dari rumah bukan? Mengapa seorang kakak harus selalu mengalah pada adik? Adikknya masih lemah, begitu alasannya? Tapi, sampai umur berapa adik masih terus dibela? Mengapa kebenaran ditentukan oleh usia? Mengapa jika kakak membuat adik kecewa, dihukum? Mengapa jika adik yang melakukannya, adik tidak dihukum?

Saat dua orang anak rebutan satu buah roti misalnya, sebagian orangtua menyelesaikannya dengan jalan instan dengan cara membagi roti itu jadi dua untuk anaknya “yang ini buat kakak yang itu buat adik”. Lihatlah praktik ini? Anak memang berhenti dari konflik (sementara), tapi siapa yang menyelesaikan masalahnya? Orangtua bukan? Mengapakah bukan anak yang dilatih untuk menyelesaikan masalahnya sendiri?

Atau solusi lain yang sering dilakukan orangtua adalah selalu membelikan yang sama untuk semua anak, supaya tak rebutan! Jika anaknya dua, maka kuenya selalu dua dengan rasa yang sama. Jika anaknya laki-laki dua-duanya, maka saat beli mainan mobil-mobilan, dibelilah mobil dengan model yang sama.

Jika solusinya seperti ini, sepintas ayah ibu melihat ini sebagai solusi. Tapi sebetulnya secara jangka panjang, efeknya anak jadi sulit menemukan identitas diri, karena dia bingung membedakan antara dirinya dengan saudara kandungnya.

Ayah, Bunda, yuk bantu anak kita mengelola konflik dengan baik. Konflik adalah sarana yang diciptakan Allah untuk anak belajar, belajar mengelola kehidupan. Yuk, bimbing mereka mengelola konflik.

1.Bersahabat dengan konflik

Hal yang pertama kali harus Ayah dan Bunda fahami, konflik itu tidak bisa dihindari. Sekuat apapun kita berusaha, konflik itu akan hadir menghiasi kehidupan anak kita. Meski kita tidak menyukai dan mungkin anak kita pun bahkan juga tidak menyukainya, konflik pada anak-anak kita akan terus berulang. Wajar, karena manusia diciptakan Allah berbeda-beda karena itu akan terjadi perbedaaan keinginan, perbedaan pemahaman, perbedaan cara bersikap dan berperilaku. Perbedaan-perbedaan itu normal, sepanjang diekspresikkan dengan cara yang baik dan tidak merugikan siapapun.

Karena itu, saya mengajak Ayah Bunda semua, yuk bersahabat dengan konflik, bukan memusuhi konflik. Semakin Ayah Bunda musuhi, maka semakin lelah dan pusinglah pikiran saat melihat anak-anak kita berkonflik. Maka, coba rubahlah perspesi Anda tentang konflik. Meski pikiran masih belum menerima, coba bantu tenangkan pikiran Anda dengan ucapkan kalimat ‘segala puji bagi Allah’ saat Anda melihat fenomena anak-anak tengah konflik.

Semakin sering pikiran dan cara berpikir Anda dilatih dari sisi positif, memberikan persepsi positif atas sebuah peristiwa, termasuk konflik, semakin rileks Anda menghadapi anak-anak saat mereka tengah konflik.

2.Libatkan Anak

Saat anak terlibat konflik dengan saudaranya, sah-sah saja Anda terlibat. Tetapi, sebaik-baiknya penyelesaian adalah yang melibatkan anak itu sendiri. Jika mungkin, orangtua hanya jadi fasilitator yang bertugas untuk membimbing anak untuk mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Saat anak dilatih untuk menyelesaikan sendiri masalah yang ia hadapi, sejak saat itulah anak-anak memiliki modal untuk menghadapi masalah-masalah yang lebih kompleks di masa depan.

Saat anak terlibat adu mulut mengenai siapa yang berhak untuk duduk di kursi depan mobil misalnya, padahal kursi depan mobil dekat supir itu hanya tersedia untuk satu orang, tak usah terburu-buru menghentikkan konflik anak dengan kalimat-kalimat solutif dari Anda: “sudah kalau tak ada yang mau ngalah, nggak usah ada yang ikut!” atau lagi-lagi dengan kalimat kuno “kakak, ngalah dong sama adik!”. Tapi mari kita kembangkan kalimat-kalimat yang membuat pikiran dan ide anak terlibat “kursi di depan hanya satu, gimana caranya biar semua kebagian, ayoo siapa yang mau kasih ide ka ayah?!” Jika anak berkeras dan bertegang untuk tetap ribut barulah kita bisa beri penekanan dengan kalimat “kalian harus putuskan dulu siapa yang di depan karena jika tidak kita belum bisa berangkat!” atau kalimat-kalimat lain yang senada.

Jika anak rebutan sepotong roti padahal rotinya hanya satu, maka Anda dapat katakan pada mereka “Rotinya cuma satu, ayoo cari ide, bagaimana agar semuanya kebagian!” inilah metode yang melibatkan anak (otoritatif). Sedangkan metode lainnya adalah metode yang mengedepankan kekuasaan (otoriter) orangtua untuk menyelesaikan masalah anak “Rotinya cuma satu, sini mama bagi... ini buat adik dan ini buat kakak” atau yang lebih parah “Kalau kalian tak mau berbagi, sini rotinya mama makan!”

Metode otoritatif memerlukan sedikit waktu dari Anda untuk bersabar memberi kesempatan anak menyelesaikan masalah, tetapi secara jangka panjang memudahkan orangtua sendiri karena tidak harus selalu mengatur dan menyelesaikan semua masalah anak. Sedangkan metode otoriter mungkin dapat menyelesaikan konflik anak lebih cepat tetapi secara jangka panjang justru menumpulkan kekuatan pikiran anak dan akhirnya merepotkan orangtua sendiri karena orangtua harus selalu yang menyelesaikan terlalu banyak masalah anak yang bahkan pada hal sepele sekalipun.

Saat Anda memiliki dua anak, tidak harus dibelikan mainan dengan model yang sama atau makanan dengan rasa yang sama, biarkan anak memilih sesuai dengan selera mereka sendiri sepanjang dalam batas budget orangtua dan toleransi orangtua. Yang terbaik, kalau mau membelikan dua barang, biarlah anak masing-masing memilih yang dia sukai. Contohnya, kalau mau beli kaus, si kakak mau beli kaus biru, maka adik boleh cari warna lain, jika sama boleh-boleh saja, tetapi kalau bisa berbeda dari kakak. Kalau beli mainan, mungkin si adik memilih bola, sementara kakak diminta cari mainan yang berbeda.

3.Aturan yang jelas

Anak-anak akan terus kesulitan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi terus mengulangi hal yang sama berulang-ulang karena kadang-kadang orangtua menerapkan aturan yang ‘samar-samar’ pada anak berkait dengan masalah-masalah yang biasanya dihadapi anak. Aturan itu untuk mengatasi ketidakaturan bukan? Setiap keluarga harus memiliki aturan yang jelas di rumah sesuai dengan nilai-nilai yang orangtua pegang sendiri. Minimal di rumah sendiri karena yang merepotkan jika konflik ini terjadi dengan anak lain yang bukan saudara anak kita, anak tetangga misalnya. Untuk ini mungkin ada dapat mengajak bekerjasama dulu dengan para orangtua anak-anak tempat anak Anda bergaul.

Ada beberapa aturan yang harus secara jelas menjadi aturan main di rumah kita sendiri:

a. Milik siapa?
Siapapun di rumah harus meminta izin untuk menggunakan barang/mainan kepunyaan yang lain. Jika misalnya seorang kakak menginginkan untuk memainkan sepeda adik, maka ia harus izin sama adik. Jika adik tak mengizinkan, maka orangtua wajib menegakkan. Demikian juga jika adik memakai barang kakak dan kakak ternyata tak ridlo, adik harus mengembalikannya. Orangtua harus menegakkannya! Jika adik menangis, biarkan ia menangis. Jangan sampai keadilan dikalahkan perasaan . Menangis adalah strategi wajar seorang anak, tapi jika anda konsisten, dijamin, insya Allah anak menjadi tidak gampang nangis lagi.

Tugas orangtua selanjutnya adalah melatih siapapun di rumah itu untuk belajar berbagi. Ceritakan cerita-cerita positif tentang berbagi melalui permisalan binatang, memakai jari-jari Anda sendiri, menggunakan ballpoint, menggunakan buku, menggunakan alat-alat lain yang mengenalkan anak tentang cara berbagi. Jika anak sudah mulai beranjak dewasa ceritakan tentang kehebatan orang-orang besar di dunia yang memiliki sensitivitas berbagi dan mengasihi seperti Rasululullah Muhammad, Abu Bakar, Salahudin Al-Ayubi, Mahatma Gandhi, Bill Gates, dll.

b. Siapa yang duluan & kapan bergantian?

Tingkah anak-anak kadang bikin geli sekaligus bikin pusing orangtua. Ada saja yang mesti diributkan anak. Ada beberapa ‘inventaris’ keluarga yang sebenarnya bukan milik seseorang, alias sebenarnya milih ayah ibu atau milik semua orang di rumah, alias milik bersama, alias milik umum, diklaim oleh salah seorang anak menjadi seolah-olah menjadi miliknya. Malah kadang anak-anak ini maunya semuanya milik mereka. Duh!

Rebutan kursi meja makan, rebutan kursi di mobil, rebutan memeluk ayah, rebutan memeluk ibu, rebutan diceritakan buku sama orangtua, dan contoh lain akan banyak kita temukan. Nah jika kasus seperti ini keputusan tertinggi Anda di manajer rumah yang bertanggung jawab terhadap keutuhan dan aturan main penggunaaan barang milik umum tadi. Silahkan buat aturan tentang penggunaan ‘inventaris umum’ tadi.

Ada setidaknya dua metode yang dapat diterapkan: metode SIAPA DULUAN atau metode JADWAL BERGANTIAN. Metode mana yang mau dipilih, keputusan ada di tangan Anda. Insya Allah dua-duanya positif sepanjang dibicarakan dengan anak. Jika yang duluan di kursi depan dekan driver adalah si Kakak, maka adik tidak bisa menyerobot! Demikian juga sebaliknya, Kakak tak berhak mengusir adik karena aturannya sudah ditetapkan bukan?

Tetapi, jika Anda merasa bahwa salah satu anak ‘terlalu cerdas’ sehingga tak pernah kehilangan akal untuk ‘mengakali’ adik dan akibatnya anak yang lain selalu ‘kalah’, maka metode SIAPA DULUAN dapat anda ganti dengan metode JADWAL BERGANTIAN. Jika hari ini yang duduk di depan mobil Kakak, maka keberangkatan berikutnya selalu adik! Mengenai siapa yang dapat menggunakan duluan, silahkan serahkan pada anak untuk memutuskan.

c.Boleh intervensi, saat mulai merugikan

Orangtua boleh intervensi dan terlibat lebih dalam untuk membantu menyelesaikan konflik anak jika konflik anak tersebut sudah mengarah pada kekerasan fisik dan kekerasan verbal yang berlebihan. Saat salah seorang anak hendak memukul anak yang lain, orangtua harus memegang tangan anak sehingga ia tak jadi memukul.

d.Semua orang boleh malah, tetapi tidak menyakiti & merusak

Silahkan terapkan ‘dekrit’ ini di rumah: “Siapapun di rumah ayah dan ibu boleh marah. Adik boleh marah sama kakak, kakak juga boleh marah sama adik jika merasa dirugikan. Tetapi, semua orang di rumah ini tidak diterima untuk menyakiti dan merusak. Mendorong itu menyakiti, memukul itu menyakiti, mencubit itu menyakiti, menendang itu menyakiti, melempar saudaranya dengan sebuah benda juga menyakiti. Juga di rumah ini tidak diterima merusak barang saat marah, melembar piring, gelas, buku, dan barang apapun tidak diterima. Jika ada yang mau marah silahkan keluarkan lewat mulut, silahkan bicara. Kalau adik tidak suka dengan perlakuan kakak bilang sama kakak ‘kakak, aku tidak suka!’ atau sebaliknya.

Memang tak langsung bisa, tapi bimbing terus anak untuk mengungkap dan mengeluarkan perasaan-perasaan tidak nyamannya dengan cara yang lebih baik: lewat mulut! Jika anak-anak kita tak dilatih untuk mengeluarkan emosi-emosi negatifnya dengan cara yang baik, maka bisa jadi ia memiliki cukup tenaga untuk mengeluarkannya lewat jalan kekerasan! Latihlah terus anak untuk mengelola marahnya dengan cara yang baik (anger management).

Turunan dari ini, orangtua harus menggali dari anak untuk memilih konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan anak dapatkan jika mereka melanggarnya. Biarkan anak-anak itu yang memutuskan konsekuensi seperti apa yang mereka akan dapat agar mereka merasa rugi dengan perbuatan mereka yang merugikan.

Buat tawar menawar terhadap konsekuensi ini dengan orangtua. Jika anak mengajukan konsekeunsi yang tak sesuai, orangtua boleh tak menyetujuinya. Misalnya, saat anak memukul, anak mengajukan konsekeunsi minta maaf. Itu betul, tetapi ini sama sekali belum tepat. Karena anak akan gampang minta maaf tapi tak merasa rugi betul dengan perbuatannya yang merugikan. Orangtua juga boleh mengajukan tawaran pada anak misalnya: siapapun yang menyakiti akan diberikan konsekuensi misalnya: dikurangi uang jajan, dikurangi jam nonton tv/vcd, metode time out atau dikeluarkan dari rumah selama 10 menit atau tak boleh keluar kamar selama setengah jam seperit Nanny 911.

4.Syarat Melindungi yang Lemah

Salah satu metode yang termasuk paling sering diterapkan oleh orangtua adalah bahwa KAKAK HARUS MENGALAH SAMA ADIK. Argumen utamanya: adik masih lemah! Maka yang kuat harus melindungi yang lemah! Atau adiknya masih belum mengerti, yang sudah mengerti harus mengalah pada yang belum mengerti.

Argumen ini dapat dibenarkan tetapi harus hati-hati menerapkannya. Yang ideal adalah tetap menegakkan aturan-aturan jelas seperti di point ketiga. Tetapi jika orangtua menganggap sang adik masih terlalu lemah dan terlalu sulit untuk mengerti dan diberi penjelasan, orangtua boleh menggunakan METODE MELINDUNGI YANG LEMAH ini dengan beberapa syarat:

a.Lakukan pembatasan

Saat orangtua menerapkan metode yang kuat mengalah pada yang lemah atau yang mengerti mengalah pada yang belum mengerti, orangtua harus memberikan ‘SOP’ yang jelas sampai kapan adik masih dianggap lemah sehingga belum dapat mengendalikan keinginannya secara wajar dan sampai usia berapa adik mash dianggap belum mengerti.

Jika Anda bertanya kepada saya kira-kira kapan anak-anak tidak boleh lagi dibela, saya akan menjawabnya saat anak-anak sudah bisa membedakan mana tangan kanan dan mana tangan kirinya, kira-kira usia 3-5 tahun bergantung kemajuan perkembangan mental anak. Karena ketika mereka sudah bisa membedakan mana tangan kanan dan mana tangan kiri, sejak saat itulah anak-anak sudah dapat menyerap nilai-nilai dan sudah dapat membedakan mana baik dan mana yang buruk atau mana yang benar dan mana yang salah. Anda dapat mengatakan pada si Kakak “Ayah janji, nanti kalau adik sudah umur 3 tahun atau saat adik sudah bisa tau tangan kanan dan kirinya, ayah takkan bela adik lagi!”

b.Berikan reward lebih pada si Kakak yang mengalah

Pemberitahuan bahwa si adik akan dibela secara terbatas sampai usia tertentu bagi si kakak sebetulnya belumlah cukup. Karena itu, kuatkan dengan cara memberi reward lebih pada si kakak saat si kakak mau mengalah pada adik. Reward itu tidak harus selalu berbentuk materi atau hadiah berupa benda atau barang yang ia sukai. Kalimat-kalimat positif dapat orangtua keluarkan saat itu juga, di TKP, saat orangtua memergoki kakak ternyata mau mengalah sama adik. “Sini sayang... mama mau bisik-bisik... kakak hebat, kakak memang anak mama yang paling mengerti, tidak seperti adik, adik dibilangi gimana juga sama mama, aduhh pokoknya susah, belum sepintar kakak ya! Insya Allah mama takkan bela lagi adik kalau adik sudah pintar kayak kakak!”

Reward juga dapat berupa pemberitan otoritas lebih pada si kakak untuk melakukan sesuatu, yang belum dapat diberikan pada adik. Misalnya kakak dapat diberikan uang saku dan diberikan otoritas penuh untuk menggunakan uang saku itu sendiri, sementara adik belum dapat diberikan uang saku. Atau contoh lain Kakak dapat memilih VCD nya sendiri sepanjang aman dan disetujui ayah ibu sementara adik belum boleh membeli VCD. Dengan pemberian reward lebih ini, sang kakak akan merasa bahwa tidak rugi ia mengalah sama adik karena pada banyak hal lain ia justru diberikan kelebihan dan kewenangan lebih orangtuanya.

5.Fokuskan pikiran anak pada saling mencintai

Semua orang ingin anaknya saling mencintai daripada saling memusuhi. Tetapi masalahnya adalah sebagian orangtua lebih memperhatikan anak saat mereka bermusuhan daripada saat mereka saling menyayangi. Maksud saya adalah sebagian orangtua lebih banyak ngomong saat anak-anaknya berantem daripada saat anak-anaknya bermain bersama. Karena itu, fokuskan pikiran anak agar saling mencintai saudaranya antara lain dengan beberapa cara:

a.Berikan perhatian pada saat mereka bekerjasama dibandingkan saat mereka berantem

Sebagian orangtua justru memperhatikan anak dan terlalu banyak bicara pada anak saat mereka berantem ketimbang saat mereka bekerjasama. Jika seperti ini yang dilakukan secara tak sadar orangtua justru tengah memfokuskan anak untuk semakin sering berantem dibandingkan menyukai bekerjasama.

Agar anak lebih menyukai bekerjasama daripada berantem, fokuskan pikiran anak pada bekerjasama daripada pada berantem. Caranya adalah dengan banyak memperhatikan anak dan memberi komentar positif ketika mereka sedang bermain bersama tanpa bertengkar, daripada pada saat mereka berantem. Misalnya dengan mengatakan, ”Pintarnya Kakak dan Adik main bersama,” atau, ”Kalian berdua rukun sekali, Bunda senang deh.” Dan kurangi untuk memberikan terlalu banyak komentar pada saat mereka berantem dengan sering mengatakan “Aduh! Kalian ini kok senangnya berantem!”

b.Mempersiapkan mental kakak sebelum kelahiran adik

Jauh sebelum anak kedua lahir, Anda bisa melibatkan si calon kakak dengan aktivitas yang berhubungan dengan menyambut kehadiran adik barunya. Installkan informasi-informasi positif tentang enaknya punya adik, fokuskan pada kebaikan-kebaikan yang akan kakak dapatkan jika adik lahir. Bahwa akan ada teman baru untuk si kakak di keluarga kelak. Bahwa kakak bisa lebih banyak asyik lagi bermain. Bahwa si adik dapat menjadi seperti ‘boneka’ untuk si kakak. Banyak si kakak yang seperti ‘berubah’ perilakunya setelah adik lahir akibat kurangnya orangtua memersiapkan mental si kakak pada saat kelahiran adik.

c.Latih BERMUSYAWARAH

WA’TAMIRUU BAINAKUM BIMA’RUUF, dan musyawarahkanlah diantara kamu dengan baik, demikian perintah Allah kepada manusia saat menghadapi konflik seperti tercantum dalam surat ke-65: At-Tholaq ayat 6. Latihlah terus anak-anak bermusyawarah saat mereka mendapatkan perbedaan dalam sebuah masalah. Biarkan mereka mengambil keputusan atas perselisihan yang mereka buat. Tidak mudah memang, tapi semakin sering dilatih, insya Allah anak-anak kita semakin terlatih untuk bermusyawarah.

Orangtua boleh melakukan sedikit penekanan saat mereka enggan bermusyawarah saat salah satu atau semua anak kita BERSIKAP maunya menang sendiri. Metode yang dapat dilakukan misalnya, dengan mengeluarkan anak keluar rumah sementara dan mempersilahkan untuk menyelesaikan masalahnya di luar. Anak-anak baru diperbolehkan masuk ke dalam rumah jika mereka sudah mendapat keputusan bersama atas perselisihan yang mereka lakukan. Saat mereka berebut kursi di dekat driver, orangtua dapat mengatakan bahwa mobil tidak akan majukan atau tidak akan berangkat sampai mereka membuat keputusan.

Jumat, 13 November 2009

Berbagi Pengalaman Terkait Hypnobirthing



Gara-garanya pas baca-baca milis asiforbaby ternyata lagi rame bahas hypnobirthing. waktu itu sekitar agustus 2008. anak pertamaku, hizballah, masi umur kurleb 13 bulanan dan aku belom hamil anak kedua. adalah mb di salah satu member milis yg share atas pengalamannya sukses hypnobirthing. tanpa pikir panjang langsung deh japri ke beliau, mo nanya-nanya apa dan gimana sih terapi plus penerapan hypnobirthing itu. saat itulah aku molai tertarik hypnobirthing,,

januari 2009 aku 'telat' dapet. waktu testpack beneran positif. ini pertama kalinya positif setelah 3 kali sebelumnya "telat" tapi hasilnya selalu negatif. biar lebi yakin akirnya ke dsog. ternyata eh ternyata uda hamil 8 minggu. alhamdulillah, kayanya tertarik hypnobirthing jd firasat baik buatku deh,,^^ btw imelku ke mb di yang dulu baru dibales 4 bulan kemudian dan pada saat itu aku uda hamil 3 bulan. hehe, makasiy banyak mb,,^^

artikel dari mb di aku baca sepintas aja dan aku baru tau kalo ternyata hypnobirthinghypnobirthing adalah afirmasi diri ato self-talk: "melahirkan itu indah, melahirkan itu menyenangkan, melahirkan itu kerjasama antara ibu dan calon bebi, bla bla bla". saat itu sih aku masih belom bisa memaknai self-talk yahh, coz di anak pertamaku dulu aku ngerasain sakitnya melahirkan yang luar biasa. penuh rasa takut, panik, dan terburu-buru. nafas ngos-ngosan, dehidrasi, kaki kram, keluar keringat dingin berlebihan, ga bisa ngejan, tereak-tereak sampe nendang-nendang 3 perawat yg megangin kakiku. sama sekali ga bisa rileks. dan udah pasti aku masi amat sangat inget rasanya!! fyuh, gimana bisa self-talk coba??

hamil muda sambil ngurus anak umur 16 bulanan bukan perkara mudah yahh, mana waktu itu masi nenenin hizba sementara banyak yang nentang dan minta aku tuk nyapih hizba secepatnya, kecuali dsog ma hubbyku tentunya. they both are support me!! BIG thanks!!^^ yess, aku stres banget waktu itu. sempet ngeflek di minggu ke 11 ma minggu ke 14 mungkin karena stres itu plus kecapekan. kontrol ke dsog, alhamdulillah bebiku sehat-sehat aja. jantungnya normal. sampe akirnya aku sadar kalo aku ga bole stres kaya gini terus, kasian bebiku yg di perut.

so akirnya aku baca lagi deh artikelnya, ternyata ada 2nd keyword yaitu relax. that's right! tetep tenang menjalani kehamilan, ga perlu perfeksionis. kerjaan rumah yang bisa dikerjain sekarang yah dikerjain, yang belom sempet disentuh ya dikerjain besok juga gapapa. kalo capek ya stop smua aktivitas. ngelakuin hal-hal yang disuka ato makan makanan paporit. dengerin murottal ma musik klasik ato jazz sangat recommended. nyanyi-nyanyi juga bole kok,, hihi. yah, nikmati aja tiap-tiap detik kita bercengkerama dengan bebi yang di perut juga ngelibatin sang kakak berkomunikasi ma calon adeknya. enjoy aja. kurleb gitu deh maksudnya,,^^

pas kehamilanku uda umur 6 bulan baru deh survey RS ato RSB yg bisa hypnobirthing. nyetatus di fb, alhamdulillah buanyak yg ngrespon termasuk mb fety, oliph, ama nuring, mereka ngasi info soal hypnobirthing di RS Husada Utama sby dengan dr.amang surya,Sp.OG. aku juga nge-add mb nizma *yg juga sukses hypnobirthing* suggest dari mb di 'n nge-add hb indo di fb buat info lebi lanjut. tak lupa lee juga uda ngasi info buku soal hypnobirthing. you all are GREAT sista!! so many thanx,,^^

hamil umur 7 bulan, adaaa aja ujiannya. ama dsogku aku divonis plasenta previa (ari-ari dibawah dan menghalangi jalan lahir), persis pas hamil hizba dulu. bedanya waktu hizba
so aku bawa happy aja deh, sambil ngelakuin ritual sering sujud, banyak ngobrol ma si jabang bebi: "sayang adek yg pinter yah?? plasentanya ajak maen ke samping ato ke atas gih, biar besok kalo uda waktunya lairan adek bisa cepet kluar terus salim ma abi ummi dan mas hizba,, bla bla bla" 'n sisanya terus berdoa ma Allah. yakin seyakin-yakinnya kalo Allah ga kan ngasi ujian melebihi kemampuan kita. yakin kalo Allah pasti akan nolong aku.

tapi apa yang terjadi?? sampe 5 minggu kemudian aku kontrol ke dsogku masi aja plasenta previa dan katanya satu-satunya jalan lairan tar harus SC. watt?? mana diceritain yang ngeri-ngeri pula ma dsogku. karena penasaran, akirnya searching soal plasenta previa di mbokde google. bagoss, makin stres lah awak! tapi ga lama. coz aku lebi pasrah dan menyerahkan smuanya ke Allah. Allah yang lebi tau, Allah yang Maha Besar, ga ada yang ga mungkin bagi Allah. harapanku satu-satunya cuma Allah. "cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung" (Ali-Imran: 173) kemudian “Ingatlah, dengan mengingat Allah dapat menentramkan hati” (Ar-Ra’d: 28). subhanallah,, ayat-ayat itu sungguh menguatkanku! kalo ternyata tar emang harus SC juga gapapa yang penting anakku sehat selamat gitu aja. waktu itu aku suka banget ma quote: "keputusan untuk berhenti ato terus adalah pilihan. namun berpikir untuk terus adalah perjuangan meskipun mudah sekali dan ada seribu satu alasan untuk berkata: cukup sampai disini". yeah! akirnya aku smangat lagii,, i've got my fire! ROCK!

ternyata kata kunci berikutnya adalah optimis, positive thinking, positive feeling dan ikhlas sodara-sodara. dengan begitu stresku kabur lagi. hush hush, BUABAY stres! alhamdulillah,,^^

di usia 33 minggu itulah aku langsung pindah dsog, sebenernya sih balik ke dsog pertama waktu lairan hizba dulu yah. dan waktu di USG, subhanallah alhamdulillah, plasentaku ada di samping dan amat sangat mungkin buat lairan normal! sujud syukur! sungguh Allah Maha Kuasa!

dan ternyata ujian kehamilan belom brenti sampe disitu. tepat hamil umur 36-38 minggu kata dsogku bb janinku ga berkembang. Masya Allah, apalagi ini?! weits, harus tetep tenang, sabar, 'n positive thinking. toh bb janin uda 2,5 kg. batas bawah bb normal. disebut BBLR

hari itu hari sabtu, 5 sept 09. skitar dhuhur aku ngerasa kontraksi. sakit? enggak! rahasianya? aku tarik nafas ngikutin "alur" kontraksinya itu. ketika ga berasa kontraksi langsung buang nafas cepet. terasa kontraksi tiap 4-5 jam skali. waktu itu aku mikirnya "ah paling juga 3 hari lagi ato kalo ga masi minggu depan". lagian HPL (Hari Prediksi Lahir) nurut USG dsogku sih masi middle september sampe awal oktober yah.

maghribnya aku ikutan buber psiko 2001 di kampus. naik motor boncengan ma hubbyku 'n hizba. so semotor ada 3 penumpang, which is 2 penumpang dewasa posturnya "langsing-langsing semlohe" coy. hehe,, :d
perjalanan sidoarjo-surabaya agak ngebut secara uda telat mana bagian konsumsi pula, plus lewat TP coz waktu sampe wonokromo kita lewat jembatan layangnya. macet abes! sampe kampus masi becanda ma temen-temen lawas. pulang jam 9 malem ampe rumah. nyalain kompie buat ngesave pic temen-temen dari kamera. yak, selaen konsumsi ternyata aku juga jadi seksi dokumentasi. fuhh,, watta tired day! langsung bobo. zzZZzz,, -_-

jam 2.30 bangon, laper. maem kolak, skalian saur lah pikirku. terasa ada yg ga enak tapi ga sakit, pas cek ke toilet ternyata uda ngeflek. hmm, kayanya bentar lagi, tapi masi laper. akirnya maem (lagi) nasi ikan bakar abis sepiring. ke kamar ambil bag *yg ternyata isinya belom komplit baru tao pas bis mandiin junda, hiks*. jam 3 pagi berangkat ke bidan di sidoarjo yang masi sanak kadang, yah beliau adalah bulik-ku sendiri. selama dalem mobil aku baru bisa ngeself-talk: "iya yah melahirkan itu luar biasa loh, belom tentu tiap wanita ngerasain, dan sekarang aku mo lairan. melahirkan itu TEAMWORK! aku ga sendiri berjuang, tapi bareng ma bebiku. bagi tugas yah. aku yang dorong bebiku, terus bebiku yang bantu cari jalan keluarnya". then aku lanjutin dengan stimulisasi ke janin: "sayang, nih kayanya bentar lagi adek nongol deh. yang pinter yah nak. kan mo cepet ketemu abi ummi ma mas hizba. biz itu kita maen-maen berempat. jangan lupa berdoa minta kemudahan ma Allah yah. ummi juga berdoa. kita sama-sama berdoa, ok?". gitu deh kira-kira. hehe, self-talk ma stimulasinya agak bisik-bisik 'n ngadep jendela. sesekali terasa kontraksi, so langsung tarik napas panjang 'n buang cepet.

nyampe bidan jam 3.15. jalan sendiri ke kamar bersalin. udah gitu baringan sendiri ga pake disuruh. hihi, dasar emak2! bulik-ku dateng trs nanya2. cek bawah, ternyata uda bukaan 6. wow! 5 menit kemudian pecah ketuban. dg polosnya aku bilang ke perawat: "mbak mbak, minta tolong bikinin teh manis bole tah? haus nih. ada tah mb?". perawatnya langsung GUBRAK! tapi tetep dibikinin kok 'n aku minum,,^^

5 menit kemudian kata bulik uda molai kliatan tangan. aku disuruh cepet ngejan kalo sewaktu dateng kontraksi lagi. karena ngantuk, jadi akunya ga mudeng. dalam hati aku bertanya-tanya emang kenapa kalo keliatan tangan duluan? *dasar dudulz* padahal kata bulik: itu resiko SC. itu pun jelasinnya biz proses persalinan uda beres. hehe, takut akunya panik kali yah,,

anw kontraksi pun datang, dan bret bret *bukan kentut loh yah,, itu maksudnya tanda ngejan dua kali* langsung deh lahir,, jagoan keduaku! tepat pukul 3.30. sabtu 6 sept 09. alhamdulillah, proses aku nyampe bidan sampe bebi lahir hanya 15 menit! aku masi ga percaya, hah udah tah? gini aja? ga pake acara tereak dan nendang-nendang. cuma acara ngejan, doa dalem ati dan,, acara minum teh tentunya,, ;)

subhanallah alhamdulillah, ga brenti-brenti aku bersyukur. bener-bener kaya mimpi. sungguh Allah Maha Segala-galanya! setelah perjalanan panjang selama kurleb 41 minggu. dari ngeflek di minggu ke 11 dan 14, ribet ngurus 'n nenenin hizba dengan segala kontroversinya *lebay dikit bole lah*, plasenta previa, sampe bb janin ga berkembang rasanya terbayar sudah bahkan ga ada apa-apanya setelah tau proses lairan yang begitu cepet, mudah, rileks banget 'n ga sakit pastinya. ya Allah terimakasih. alhamdulillah.

Hasbunallah…wa ni’mal wakiil ni’mal maulaa wa ni’mannashiir…

with love,
ummi hizballah 'n jundallah


Jumat, 06 November 2009

Cerita Cinta

Cerita ini ditulis oleh Tasaro GK, penulis novel best seller "Galaksi Kinanthi", ketua FLP JaBar 



Di mana lagi aku temui perempuan semacammu?
Tilawahmu tidaklah terlalu merdu, keimananmu pun seolah bersandar kepadaku.

Tapi, di mana lagi aku temui perempuan seikhlasmu?
Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu.

Tapi, katakan kepadaku, di mana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu?
Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acapkali menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata.

Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, ke mana lagi aku cari perempuan seinspiratif dirimu?
Ingatkah lima tahun lalu aku hanya memberimu selingkar cincin 3 gram yang engkau pilih sendirian? Tidak ada yang spektakuler pada awal penyatuan kita dulu. Hanya itu. Karena aku memang tidak punya apa-apa.

Ah, bagaimana bisa aku menemukan perempuan lain sepertimu?

Aku tidak akan melupakan amplop-amplop lusuhmu, menyimpan lembaran ribuan yang kausiapkan untuk belanja satu bulan. Dua ribu per hari. Sudah kauhitung dengan cermat. Berapa rupiah untuk minyak tanah, tempe, cabe, dan sawi.
Ingatkah, Sayang? Dulu kita begitu akrab dengan racikan menu itu. Setiap hari. Sekarang aku mulai merasa, itulah masa paling indah sepanjang pernikahan kita.

Lepas maghrib aku pulang, berkeringat sebadan, dan kau menyambutku dengan tenang. Segelas air putih, makan malam: tempe, sambal, dan lalap sawi.
Kita bahagia. Sangat bahagia…..

Aku bercerita, seharian ada apa di tempat kerja. Kau memijiti punggungku dengan jemarimu yang lemah tapi digdaya. Kau lalu bercerita tentang tingkah anak-anak tetangga… Kala itu kita begitu menginginkan
hadirnya buah cinta yang namanya pun telah kusiapkan sejak bertahun-tahun sebelumnya. Kita tidak pernah berhenti berharap, kan, Honey?

Dua kali engkau menahan tangismu di ruang dokter saat kandunganmu mesti digugurkan. Aku menyiapkan dadaku untuk kepalamu, lalu membisikkan kata-kata sebisaku, "tidak apa-apa. Nanti kita coba lagi. Tidak apa-apa."

Di atas angkot, sepulang dari dokter, kita sama-sama menangis, tanpa isak, dan menatap arah yang berlawanan. Tapi, masih saja kukatakan kepadamu, "Tidak apa-apa, Sayang. Tidak apa-apa. Kita masih
muda." Engkau tahu betapa lukanya aku. Namun, aku sangat tahu, lukamu berkali lipat lebih menganga dibanding yang aku punya. Engkau selalu bisa segera tersenyum setelah merasakan sakit yang mengaduk perutmu, saat calon bayi kita dikeluarkan. Kaumemintaku menguburkannya di depan rumah kita yang sepetak. "Yang dalam, Kang. Biar nggak digali anjing."
Jadi, ke mana aku bisa mencari perempuan sekuat dirimu?

Kaupasti tak pernah tahu, ketika suatu petang, sewaktu aku masih di tempat kerja, hampir merembes air mataku ketika kau beritahu. "Kang, Mimi ke Ujung Berung, jual cincin."
Cincin yang mana lagi? Engkau sedang membicarakan cincin kawinmu, Sayang. Yang 3 gram itu. Aku
membayangkan bagaimana kau beradu tawar menawar dengan pembeli emas pinggir jalan. Bukankah seharusnya aku masih mampu memberimu uang untuk makan kita beberapa hari ke depan? Tidak harus engkau yang ke luar rumah, melawan gemetar badanmu, bertemu dengan orang-orang asing. Terutama … untuk menjual cincinmu? Cincin yang seharusnya menjadi monumen cinta kita. Tapi kau sanggup melakukannya.

Dan, ketika aku pulang, dengan keringat sebadan, engkau menyambutku dengan tenang. Malam itu,
tidak cuma tempe, cabe, dan lalap sawi yang kita makan. Kau pulang membawa uang.

Duh, Gusti, jadi bagaimana aku sanggup berpikir untuk mencari perempuan lain seperti dirinya?

Ketika kondisi kita membaik, bukankah engkau tidak pernah meminta macam-macam, Cinta? Engkau tetap sesederhana dulu. Kaubelanja dengan penuh perhitungan. Kauminta perhatianku sedikit saja. Kau kerjakan semua yang seharusnya dikerjakan beberapa orang. Kau cintai aku sampai ke lapisan tulang. Sampai membran tertipis pada hatimu.

Ingatkah, Sayang? Aku pernah menghadiahimu baju, yang setelah itu kau tak mau lagi membeli pakaian selama bertahun-tahun kemudian. Baju itu seharga kambing, katamu. Kau tak mau buang-buang uang. Bukankah telah kubebaskan kau mengelola uang kita? Kautetap seperti dulu. Membuat prioritas-prioritas yang kadang membuatku kesal. Kau lebih suka mengisi celengan ayam jagomu daripada membeli sedikit kebutuhanmu sendiri.

Dunia, kupikir aku tak akan pernah menemui lagi perempuan seperti dia.

Sepekan lalu, Sayang, sementara di rahimmu anak kita telah sempurna, kaumasih memikirkan aku. Menanyai bagaimana puasaku, bukaku, sahurku? Siapa yang mencuci baju-bajuku, menyetrika pakaianku. Bukankah sudah kupersilakan engkau menikmati kehamilanmu dan menyiapkan diri untuk
perjuanganmu melahirkan anak kita?

"Kang, maaf, ya, dah bikin khawatir, gak boleh libur juga gak papa. Tadi tiba-tiba gak enak perasaan. Tau nih, mungkin krn bentar lagi." Bunyi smsmu saat kudalam perjalanan menuju Jakarta. Panggilan tugas. Dan, engkau sangat tahu, bagiku pekerjaan bukan neraka, tetapi komitmen. Seberat apa pun, sepepat apa pun, pekerjaan adalah sebuah proses menyelesaikan apa yang pernah aku mulai. Tidak boleh mengeluh, tidak boleh menjadikannya kambing hitam.

Membaca lagi SMSmu membuatku semakin tebal bertanya, ke mana lagi kucari seorang pecinta semacammu.

Kaumencintaiku dengan memberiku sayap. Sayap yang mampu membawaku terbang bebas, namun selalu memberiku alamat pulang kepadamu. Selalu.

Lalu SMS mu itu kemudian menjadi firasat. Sebab, segera menyusul teleponmu, pecah ketubanmu. Aku harus segera menemuimu. Secepat-cepatnya meninggalkan Bandung menuju Cirebon untuk mendampingimu. "Terus kamu kenapa masih di sini? Pulang saja," kata atasanku ketika itu. Engkau
tahu, Sayang, aku masih berada di dalam meeting ketika teleponmu mengabarkan semakin mendekatnya detik-detik lahirnya "tentara kecil" kita. Ketika itu aku masih berpikir, boleh kuselesaikan meeting itu dulu, agar tidak ada beban yang belum terselesaikan. Tapi, tidak. Atasanku bilang, tidak. "Pulang saja," katanya.. Baru kubetul-betul sadar, memang aku segera harus pulang. Menemuimu.. Menemanimu. Lalu, kusalami mereka yang ada di ruang rapat itu satu-satu. Tidak ada yang tidak memberikan dorongan, kekuatan, dukungan.

Lima jam kemudian aku ada di sisihmu. Seranjang sempit rumah sakit dengan infuse di pergelangan tangan kirimu. Kaumulai merasakan mulas, semakin lama semakin menggila. Semalaman engkau tidak tidur. Begitu juga aku. Berpikir untuk memejamkan mata pun tak bisa. Aku tatap baik-baik ekspresi sakitmu, detik per detik. Semalaman, hingga lepas subuh, ketika engkau bilang tak tahan lagi. Lalu, aku berlari ke ruang perawat.

"Istri saya akan melahirkan," kataku yakin.

Bergerak cepat waktu kemudian. Engkau dibawa ke ruang persalinan, dan aku menolak untuk meninggalkanmu. "Dulu ada suami yang ngotot menemani istrinya melahirkan, lihat darah, tahu-tahu jatuh pingsan," kata dokter yang membantu persalinanmu. Aku tersenyum, yang pasti
laki-laki itu bukan aku. Sebab aku merasa berada di luar ruang persalinan itu akan jauh lebih menyiksa. Aku ingin tetap di sisimu. Mengalirkan energi lewat genggaman tanganku, juga tatapan mataku.

Terjadilah. Satu jam. Engkau mengerahkan semua tenaga yang engkau tabung selama bertahun-tahun. Keringatmu seperti guyuran air. Membuat mengilap seluruh kulitmu. Terutama wajahmu. Menjerit kadangkala. Tanganmu mencengkeram genggamanku dengan kekuatan yang belum pernah kurasakan
sebelumnya. Kekuatan yang lahir oleh kesakitan. Engkau sangat kesakitan, sementara "tentara kecil" kita tak pula mau beranjak.

"Banyak kasus bayi sungsang masih bisa lahir normal, kaki duluan. Tapi anak ini kakinya melintang," kata dokter. Aku berusaha tenang. Sebab kegaduhan hatiku tidak bisa membantu apa-apa. Kusaksikan lagi
wajah berpeluhmu, Sayang. Kurekam baik-baik, seperti fungsi kamera terbaik di dunia. Kusimpan lalu di benakku yang paling tersembunyi. Sejak itu kuniatkan, rekaman itu akan kuputar jika suatu ketika
kuberniat mencurangimu, menyakitimu, melukaimu, mengecewakanmu. Aku akan mengingat wajah itu. Wajah yang hampir kehilangan jiwa hanya karena ingin membuatku bahagia..

"Sudah tidak kuat, Kang. Nggak ada tenaga," bisikmu persis di telingaku. Karena sengaja kulekatkan telingaku ke bibirmu. Aku tahu, ini urusan nyawa. Lalu kumerekam bisikanmu itu. Aku berjanji pada hati,
rekaman suaramu itu akan kuputar setiap lahir niatku untuk meminggirkanmu, mengecilkan cintamu, menafikkan betapa engkau permata bagi hidupku.

Aku mengangguk kepada dokter ketika ia meminta kesanggupanku agar engkau dioperasi. Tidak ada jalan lain. Aku membisikimu lagi, persis di telingamu, "Mimi kuat ya. Siap, ya. Ingat, ini yang kita tunggu
selama 5 tahun. Hayu semangat!"

Engkau mengangguk dengan binar mata yang hampir tak bercahaya. Aku tahu, ini urusan nyawa. Tapi mana boleh aku memukuli dinding, menangis sekencang angin, lalu mendongak ke Tuhan, "Kenapa saya, Tuhan! Kenapa kami?" Sebab, Tuhan akan menjawab, "Kenapa bukan kamu? Kenapa bukan kalian?"

Aku mencoba tersenyum lagi. Mengangguk lagi kepadamu. "Semua akan baik-baik saja." Maka menunggumu di depan ruang operasi adalah saat di mana doa menjadi berjejal dan bernilai terkhusyuk sepanjang hidup.. Seandainya aku boleh mendampingi operasimu…. Tapi tidak boleh. Aku menunggumu sembari berkomat-kamit sebisaku. Aku sendirian. Berusaha tersenyum, tetapi sendirian. Tidak … tidak terlalu sendirian. Ada seseorang mengirimiku pesan pendek dan mengatakan kepadaku, "Aku ada
di situ, menemanimu." Kalimat senada kukatakan kepadanya suatu kali, ketika dia mengalami kondisi yang memberatkan. "Apa kepala bebalmu tidak merasa? Aku ada di situ! Menemanimu!"

Lalu, tangis itu! Rasanya seperti ada yang mencabut nyawaku dengan cara terindah sedunia. Tangis itu! Tentara kecil kita. Menjadi gila rasanya ketika menunggu namaku disebut. Berlari ke lorong rumah sakit ketika tubuh mungil itu disorongkan kepadaku. "Ini anak Bapak…"

Tahukah engkau, Sayang. Ini bayi yang baru keluar dari rahimmu, dan aku harus menggendongnya. Bukankah dia terlau rapuh untuk tangan-tangan berdosaku? Dokter memberiku dukungan. Dia tersenyum dengan cara yang sangat senior. "Selamat, ya. Bayinya laki-laki."

Sendirian, berusaha tenang. Lalu kuterima bayi dalam bedongan itu. Ya, Allah….bagaimana membahasakan sebuah perasaan yang tidak terjemahkan oleh semua kata yang ada di dunia??? Makhluk itu terpejam tenang semacam malaikat; tak berdosa. Sembari menahan sesak di dadaku, tak ingin
menyakitinya, lalu kudengungkan azan sebisaku. Sebisaku. Sebab, terakhir kukumandangkan azan, belasan tahun lalu, di sebuah surau di pelosok Gunung Kidul. Azan yang tertukar redaksinya dengan Iqomat.

Mendanau mataku. Begini rasanya menjadi bapak? Rasanya seperti tertimpa surga. Aku tak pedul lagi seperti apa itu surga. Rasanya sudah tidak perlu apa-apa lagi untuk bahagia. Momentum itu berumur sekitar lima menit. Tentara kecil kita diminta oleh perawat untuk dibersihkan.

Ingatanku kembali kepadamu. Bagaimana denganmu, Sayang? Kukirimkan kabar tentang tentara kecil kita kepada seseorang yang semalaman menemani kita bergadang dari kejauhan. Dia seorang sahabat, guru, inspirator, pencari, dan saudara kembarku. "He is so cute," kata SMS ku kepadanya. Sesuatu yang membuat laki-laki di seberang lautan itu menangis dan mengutuk dirinya untuk menyayangi bayi kita seperti dia merindukan dirinya sendiri. Sebuah kutukan penuh cinta.

Setengah jam kemudian, berkumpul di ruangan itu. Kamar perawatan kelas dua yang kita jadikan kapal pecah oleh barang-barang kita. Engkau, aku, dan tentara kecil kita. Seorang lagi; keponakan yang sangat membantuku di saat-saat sulit itu. Seorang mahasiswi yang tentu juga tidak tahu banyak bagaimana mengurusi bayi. Tapi dia sungguh memberiku tangannya dan ketelatenannya untuk mengurusi bayi kita.

Engkau butuh 24 jam untuk mulai berbicara normal, setelah sebelumnya seperti mumi.. Seluruh tubuhmu diam, kecuali gerakan mata dan sedikit getaran di bibir. Aku memandangimu, merekam wajahmu, lalu berjanji pada hati, 50 tahun lagi, engkau tidak akan tergantikan oleh siapa pun di dunia ini..

Lima hari, Sayang. Lima hari empat malam kita menikmati bulan madu kita sebenar-benarnya. Aku begitu banyak berimprovisasi setiap hari. Mengurusi bayi tidak pernah ilmunya kupelajari. Namun, apa yang harus kulakukan jika memang telah tak ada pilihan? Aku menikmati itu. Berusaha mengurusmu dengan baik, juga menenangkan tentara kecil kita supaya tangisnya tak meledak-ledak.

"Terima kasih, Kang," katamu setelah kubantu mengurusi kebutuhan kamar mandimu. Lima tahun ini apa keperluanku yang tidak engkau urus, Sayang? Mengapa hanya untuk pekerjaan kecil yang memang tak sanggup engkau lakukan sendiri, engkau berterima kasih dengan cara paling tulus sedunia? Lalu ke mana kata "terima kasih" yang seharusnya kukatakan kepadamu sepanjang lima tahun ini? Tahukah engkau, kata "terima kasih" mu itu membuat wajahmu semelekat maghnet paling kuat di kepalaku.

Mengurusimu dan bayi kita. Lima hari itu, aku menemukan banyak gaya menangisnya yang kuhafal di luar kepala, agar aku tahu apa pesan yang ingin dia sampaikan. Gaya kucing kehilangan induk ketika ia buang
kotoran. Gaya derit pintu ketika dia merasa kesepian, gaya tangis bayi klasik (seperti di film-film atau sandiwara radio) jika dia merasa tidak nyaman, dan paling istimewa gaya mercon banting; setiap dia kelaparan.

Tidak ada tandingnya di rumah sakit bersalin yang punya seribu nyamuk namun tidak satu pun cermin itu. Dari ujung lorong pun aku bisa tahu itu tangisannya meski di lantai yang sama ada bayi-bayi lain menangis pada waktu bersamaan.

Ah, indahnya. Tak pernah bosan kutatapi wajah itu lalu kucari jejak diriku di sana. Terlalu banyak jejakku di sana. Awalnya kupikir 50:50 cukup adil. Agar engkau juga merasa mewariskan dirimu kepadanya. Tapi
memang terlalu banyak diriku pada diri bayi itu. Hidung, dagu, rahang, jidat, tangis ngototnya, bahkan detail cuping telinga yang kupikir tidak ada duanya di dunia. Ada bisik bangga, "Ini anakku… anak
laki-lakiku. " Tapi tenang saja, istriku, kulitnya seterang dan sebening kulitmu. Rambutnya pun tak seikal rambutku. Kuharap, hatinya kelak semembentang hatimu.

Kupanggil dia Sena yang berarti tentara. Penggalan dari nama sempurnanya: Senandika Himada. Sebuah nama yang sejarahnya tidak serta-merta. Panjang dan penuh keajaiban. Senandika bermakna berbicara
dengan diri sendiri; kontemplasi, muhasabbah, berkhalwat dengan Allah. Sedangkan Himada memiliki makna yang sama dengan Hamida atau Muhammad: YANG TERPUJI… dan itulah doa kita untuknya bukan, Sayang? Kita ingin dia menjadi pribadi yang terpuji dunia akhirat. Kaya nomor sekian, pintar pun demikian, terkenal apalagi. Yang penting adalah terpuji… mulia…dan ini bukan akhir kita, bukan, Honey?

Ini menjadi awal yang indah. Awalku jatuh cinta (lagi) kepadamu.

*persembahan buat setiap perempuan, dan ibu yang hatinya semembentang samudra*

Senin, 12 Oktober 2009

Boleh Jadi, Kandungan Babi Sudah Menjalar Ke Tubuh Kita


dikutip dari swaramuslim.com


Kecuali suara khas jeritannya, kandungan hewan ini seakan menginvasi kehidupan manusia. Dari permen hingga peluru dan senjata kimia!

Bagi mereka yang mengkonsumsi daging babi, ketika menikmati sepotong bacon sandwich, mungkin hanya sedikit yang bertanya-tanya kemana perginya bagian tubuh lain dari babi yang telah mengorbankan nyawanya untuk manusia itu. Seorang penulis yang penasaran, Christein Meindertsma , mencoba melacak kemana saja bagian-bagian tubuh babi itu pergi.

"Seperti kebanyakan orang, saya hanya sedikit mengetahui apa yang terjadi setelah seekor babi meninggalkan rumah jagal. Oleh karena itu saya berusaha untuk mencari tahu. Saya mendatangi seorang teman peternak babi yang setuju mengizinkan saya untuk mengikuti salah satu dari hewan-hewannya."

Dengan nomor identitas 05049 yang tertulis pada label kuning yang melekat di telinganya, perjalanan seekor babi berakhir dalam keadaan yang menakjubkan. Bagian-bagian tubuhnya digunakan paling tidak untuk 185 keperluan yang berbeda. Mulai dari pabrik permen dan shampo, hingga roti, body lotion, bir, dan peluru.


Christein berkata, "Saya sangat terkejut ketika saya mulai mengetahui betapa luar biasa dan bervariasinya kegunaan dari seekor babi. Sepertinya pada masa sekarang ini, babi tidak lagi sekedar dipandang sebagai hewan , tapi lebih sebagai bahan baku mentah industri dengan jenis pemanfaatan berbeda yang jumlahnya tidak terbayangkan."

 



[Menurut catatan babi dengan nomor identitas 05049 yang diikutinya, sebanyak 4,9 pon dari total bobot tubuhnya 272 pon, digunakan untuk pembuatan permen kenyal. Sementara 4,8 pon digunakan untuk pembuatan permen liquorice. Dalam proses tersebut, kolagen dikeluarkan dari babi, kemudian diubah menjadi gelatin. Dari sini kemudian, penggunaannya dalam proses produksi makanan semakin beragam, terutama sebagai agen pembentuk gel.

Meskipun tidak semua permen di Inggris mengandung gelatin babi, tapi banyak yang menggunakannya. Termasuk permen produksi Marks & Spenser yang sangat populer dan sesuai namanya, yaitu permen Percy Pigs.

Tidak hanya permen yang mengandung gelatin. Dalam bir, anggur, dan jus, gelatin babi digunakan untuk menghilangkan warna keruh dari minuman. Gelatin itu bekerja sebagai agen pencerah, dengan cara bereaksi dengan tannin dalam cairan dan menyerap keruh.

Sebagian eskrim, whipped cream, yogurt, dan juga mentega, mengandung gelatin. Demikian pula makanan hewan peliharaan. Yang lebih mengejutkan, sejumlah produk obat-obatan juga mengandung gelatin. Semuanya, mulai dari penghilang rasa sakit hingga multivitamin.


Produk-produk kebersihan diri dan kecantikan, juga dibuat dengan bahan babi. Asam lemak dikeluarkan dari lemak tulang babi, yang digunakan dalam shampo dan conditioner untuk memberi efek tampilan yang bersinar, sepeti mutiara. Jenis asam ini juga bisa ditemui di sejumlah body lotion, alas bedak, dan krim anti kerut.

Glycerin yang dihasilkan dari lemak babi, juga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan berbagai macam produk pasta gigi.

Christein yang berasal dari Belanda, adalakalanya bertemu dengan beberapa perusahaan yang enggan untuk membantu dalam petualangannya mengikuti perjalanan sang babi. Sebagian perusahaan lainnya menyatakan, tidak sadar jika produk mereka mengandung elemen yang diambil dari bagian tubuh babi, karena ada pihak antara yang terlibat dalam proses produksi dan distribusinya.

Kebingungan konsumen juga tidak terbantu dengan hanya melihat label bahan pembuatan produk, karena tidak dijelaskan dari mana bahan-bahan itu diambil.

Menurut Food Standards Authority, tidak ada kewajiban hukum bagi produsen untuk menyebutkan secara khusus, apakah gelatin yang mereka gunakan berasal dari babi atau hewan lain. Bila disebut secara khusus dengan sebutan suiline gelatin, seringkali membingungkan. Karena suiline bukanlah kata yang dikenal masyarakat umum (dalam bahasa Inggris).

Menurut Richard Lutwyche, seorang peternak babi yang berpengalaman lebih dari 60 tahun, Ketua Traditional Breeds Meat Marketing Company dan seorang anggota dari British Pig Association, alasan terbesar dari kebingungan masalah produk babi ini karena kebanyakan peternakan babi berskala industri.

"Di Inggris, peternakan komersial besar mengirim babi-babi mereka ke sejumlah rumah jagal besar. Tempat pejagalan yang akan menjual babi-babi itu ke pasar yang berbeda, berdasarkan produksinya," kata Lutwyche.

"Apapun yang tidak bisa mereka jual, maka mereka harus membakarnya. Maka adalah demi kepentingan mereka, untuk menjual sebanyak mungkin yang mereka bisa."


Yang mengejutkan, banyak produk lain yang juga dibuat dengan babi sebagai bahannya. Seperti negatif film yang menggunakan kolagen dari tulang babi. Sepatu yang menggunakan kulit babi dan lem tulang dari babi untuk meningkatkan kualitas bahan-bahan kulit lainnya. Serta cat yang menggunakan lemak tulang babi untuk memperkuat efek bersinarnya.

Sebagian pabrik rokok menggunakan hemoglobin dari darah babi untuk membuat filter pada rokok.

Lain kali jika membeli roti, mungkin Anda perlu melihat kemasan pembungkusnya. Sebagian produsen menggunakan L-cysteine, yaitu protein yang dibuat dari bulu babi atau hewan lain, yang berguna untuk melembutkan adonan.

Penggunaan paling aneh dari babi yang berhasil ditemukan Christein adalah dalam pembuatan peluru dan bahan peledak. Gelatin tulang babi digunakan untuk memasukkan bubuk mesiu ke dalam peluru.

Sulit rasanya untuk tidak terkesan dengan variasi dan fleksibitas dari hewan ini, yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan industri.

Sepertinya tidak ada yang terbuang dari babi nomor 05049 itu. Moncongnya menjadi makanan camilan untuk anjing. Sementara kupingnya menjadi bahan percobaan dalam pembuatan senjata kimia, karena kesamaannya dengan jaringan kulit/daging manusia.

Pembuat tato seringkali membeli potongan dari kulit babi untuk melatih keterampilan mereka, karena kesamaannya dengan kulit manusia. Alasan yang sama digunakan untuk mengobati pasien yang terkena luka bakar.

Babi memberi kontribusi besar dalam bidang kedokteran, dengan insulin yang dihasilkannya, obat pengencer darah dari heparin dan katup jantung babi. Semuanya bisa dimanfaatkan.


Berikut daftar penggunaan bagian-bagian tubuh babi dalam berbagai macam produk:



Hati Hati Permen Mengandung Bahan Babi

1. Ujicoba senjata kimia: karena kesamaan jaringan kulit /daging babi dengan manusia.

2. Eskrim: gelatin mencegah kristalisasi gula dan memperlambat proses pencairan.

3. Pupuk: dibuat dari bulu babi yang diproses.

4. Mentega rendah lemak: gelatin digunakan untuk memperbaiki teksturnya.

5. Bir: gelatin digunakan untuk mencerahkan warna minuman agar tidak keruh.

6. Pelembut pakaian: asam lemak dari tulangnya memberi warna

7. Kuas cat: dibuat dari bulu babi.

8. Jus buah: gelatin membuat warnanya tampak cerah.

9. Shampo: asam lemak dari tulang digunakan untuk membuat penampilannya terlihat seperti mutiara.

10. Lilin: asam lemak dari tulang memperkeras bahan lilin (wax) dan meningkatkan titik lumernya.

11. Roti: protein dari bulu babi digunakan untuk melembutkan adonan.

12. Peluru: gelatin dari tulang digunakan untuk mempermudah proses pemasukan bubuk mesiu ke dalam cangkang peluru.

13. Tablet obat: gelatin digunakan untuk pembungkusnya agar lebih keras.

14. Bubuk pembersih / deterjen: asam lemak dari tulang, digunakan untuk mengeraskan serbuknya.

15. Cat: asam lemak dari tulang digunakan untuk meningkatkan efek kilaunya.

16. Tamborin: dibuat dari kantung kemih babi.

17. Minuman anggur: gelatin menyerap elemen keruh sehingga membuat cairannya bening

18. Kertas: gelatin dari tulang digunakan untuk meningkatkan kekakuan dan mengurangi kelembaban.

19. Heparin: digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah, diambil dari lendir yang ada di usus babi.

20. Sabun: asam lemak dari tulang digunakan untuk memperkeras dan memberi warna sabun.

21. Gabus: gelatin tulang digunakan untuk merekatkannya.

22. Insulin: diambil dari pankreas babi, karena hampir mirip dengan struktur kimia dalam tubuh manusia.

23. Yogurt: kalsium dari tulang babi ditambahkan ke dalam proses pembuatan yogurt.

24. Rokok: hemoglobin dari darah babi digunakan dalam pembuatan filter rokok yang diharapkan bisa mengurangi efek kimia yang masuk kedalam tubuh perokok.

25. Negatif film: gelatin tulang babi digunakan sebagai zat perekat pada lembaran film.

26. Makanan anjing: hemoglobin darah babi digunakan sebagai zat pewarna merah.

27. Terapi fotodinamik: hemoglobin digunakan dalam obat untuk merawat retina mata. Obat itu diaktifkan dengan menembakkan sinar laser ke dalam mata.

28. Pelembab: menggunakan asam lemak tulang babi.

29. Camilan anjing: moncongnya digoreng.

30. Krayon: asam lemak digunakan untuk mengeraskannya.

31. Sepatu / tas: lem tulang babi digunakan untuk meningkatkan tekstur dan kualitas kulit (hewan apapun). Di samping itu banyak juga sepatu yang terbuat dari kulit babi (bisa dilihat dari corak bintik pada kulit)

32. Rem kereta: abu tulang babi digunakan dalam proses produksinya.

33. Pasta gigi: glycerin babi digunakan utuk membentuk tekstur pastanya.

34. Lem transparan: lem sangat kuat yang digunakan dalam industri perkayuan, diturunkan dari kolagen babi.

35. Masker wajah: kolagen untuk menghilangkan kerut.

36. Energi alternatif: bagian-bagian sampah yang tersisa digunakan sebagai bahan bakar untuk listrik.

37. Energy bar: kolagen yang diproses merupakan sumber protein yang murah untuk para binaragawan atau mereka yang ingin membentuk tubuhnya.

38. Keju krim: gelatin menjadikannya stabil.

39. Whipped cream: gelatin memperbaiki teksturnya.

40. Permen: gelatin babi digunakan untuk bahan perekat dan pembuat gel, dan memastikan bahwa adonan permen mencapai tekstur tertentu. Sering digunakan untuk pembuatan jenis permen liquorice, permen kenyal dan permen karet.


Bagi Muslim, orang vegetarian, Yahudi, dan orang-orang lain yang berharap bisa menghindari produk terbuat dari bahan babi, berita tentang penggunaan babi yang begitu luas bukanlah sebuah berita bagus. Kerja rumit yang harus dilewati oleh produsen makanan global dan proses industri, seakan memastikan bahwa hampir tidak mungkin menghindari babi sama sekali.

Namun, bagi seorang Muslim ada kunci yang selalu harus diingat, yaitu bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, di antara keduanya ada yang samar-samar atau syubhat. Maka barang siapa yang menjaga diri dari perkara yang syubhat, berarti ia telah selamat.

NB: ngeri juga setelah baca ulasan ini, mungkin akan lebih baik saat ini untuk back to nature... kembali pada cara lama, masak sendiri, dengan bahan2 alami, ikan, sayur dll yang masih benar2 seperti bentuk asalnya (tidak beli bahan-bahan makanan kemasan), juga mengurangi jajan diluar... tidak membiasakan fast food, makanan resto, atau makanan instan lain.


Minggu, 11 Oktober 2009

Di Balik Fenomena Facebook

oleh M H Anggana Deh
 
Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.

Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.

Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasei yang ditunggu-tunggu ...’siapa calon bapak si jabang bayi?’

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.
 
Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.
Wuiiih......ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.
Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :
Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?”------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh...”
Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:” kemudian komen2 nakal bermunculan...
Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....”, ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan
Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu....” ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis
Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?’----langsung berpuluh2 komen datang
Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit...”
Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih”
Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya
Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.
Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab
Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....
Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang
Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu Muhammad SAW, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah r.ha
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata “baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah....
Ingatlah Abdurahman bin Auf r.a mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya,
maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, “Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).
Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita
“Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).
Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.

Selasa, 06 Oktober 2009

Bukti Nyata Sebuah Cinta

dikutip dari notes Facebook oleh Ustadz Taat Budi Utomo 


Assalaamu'alaikum. War. Wab.....Bismillaahirrahmaanirrahiim....
 
Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT.....Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW....

Dalam Hadist Qudsi.....Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman :
Aku Allah...Yang Maha Pemurah....Yang Menciptakan Kasih Sayang.....dan Aku ciptakan kasih sayang itu dari nama Ku.....Barang siapa yang menyambungnya maka Aku akan limpahkan rahmat Ku kepadanya......dan barang siapa yang memutuskannya maka Aku akan tutup rahmat Ku kepadanya. ( HR. Shahih Sunan Tirmidzi 1907....ash Shahihah 520 )

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak......

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi......

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum......

Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur......

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah......

Pada suatu hari...ke empat anak pak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.....

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata....Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.......bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu........Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2.....sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lag...... kami rasa ibupun akan mengijinkannya.....kapan bapak menikmati masa tua bapak......dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian......

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya......Anak2ku ........... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu......mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku........ itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian.....Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini ?.......Kalian menginginkan bapak bahagia.......apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang......kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain ?........Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.....Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno..... Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.....dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.....

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno........kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2......Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio.......kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru......Disitulah Pak Suyatno bercerita....

Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya........tetap
i tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan......Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya......dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya.......mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata......dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.....Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama.....dan itu merupakan ujian bagi saya..... apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya....Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit......

Selalu ada hamba Allah yang menjadi inspirasi bagi yang lain......dalam berpikir.....berperilaku..
...sehingga keberadaannya......kehadirannya.....selalu mendatangkan kesejukan......kedamaian.....senyuman......dan kebahagiaan.....bagi yang ada di sekitarnya.....Semoga kisah nyata ini......dapat memberikan kesejukan......kepada ikhwan akhwat.....dalam memaknai.....interaksi yang namanya.....KASIH SAYANG DAN CINTA......

Barang siapa yang memelihara.....menyambungn
ya.....saling kasih mengasihi......saling cinta mencintai.....maka rahmat Allah akan diberikan kepadanya......sehingga apapun yang dilakukannya.....akan mendapatkan kemudahan dari Nya.......keluarga bahagia.....suami taat beribadah......istri yang menjaga kehormatan dirinya......anak = anak yang shalih dan shalihah......kemudahan rizki yang berlimpah dan barakah......

Barang siapa yang memutuskannya.......saling
menyakiti......saling bermusuhan......saling dendam......maka Allah akan menutup rahmat Nya kepadanya......sehingga apapun yang dilakukannya......akan menjadi sulit baginya......yang ada selalu masalah dan masalah......

Wassalaamu'alaikum War.Wab.

 


Sabtu, 12 September 2009

Makna Sebuah Nama

Surabaya, 12 September 2009 M / 22 Ramadlan 1430 H

Tulisan ini hanya sebuah pengisahan sederhana tentang proses pemberian nama Jundi-Jundi yang menjadi harapan saya di masa mendatang. Kata orang, jangan berikan nama yang terlalu berat untuk anak. Bagi saya setiap orang harus memiliki cita-cita besar dalam hidup terutama manfaatnya untuk ummat, demikian juga nama, yang menunjukkan harapan besar pada anak, adalah sangat wajar selama masih ada dasar makna yang baik.

Nama merupakan sebuah identitas yang sangat penting untuk setiap makhluk yang ada di alam semesta. Setiap apa yang ada harus memiliki nama, tak terkecuali manusia. Pemberian nama merupakan bagian penting dari sistem seperti halnya sebuah file dalam komputer. Demikian Allah SWT memberikan nilai lebih pada manusia yang terletak pada daya fikir, emosi, dan kreasi untuk mengarah pada sistem.

Allah SWT adalah sebaik-baik pemberi nama untuk para malaikat, para nabi, dan wali-wali-Nya. Dalam pemberian nama untuk makhluknya Allah memberikan identitas tentang baik dan buruk tabiat mereka. Iblis, neraka, zholim adalah nama-nama untuk zat yang tidak baik, sedangkan surga, hamba Alloh, Muhammad adalah nama yang indah untuk sesuatu yang hakikatnya baik.

Pedoman pemberian nama yang secara umum digunakan adalah Nama Depan, Nama Tengah dan Nama Keluarga atau Marga... Pada awalnya dari sejarah Eropa, kebanyakan orang mula-mula menggunakan satu nama pemberian saja, lalu setelah jumlah orang yang bernama sama semakin banyak di satu wilayah, nama keluarga ditambahkan untuk membedakan orang-orang yang bernama sama. Setelah semakin banyak orang yang bernama depan dan nama keluarga sama, maka orang menambahkan nama tengah, satu nama, kemudian dua nama, dan seterusnya.

Dengan dasar apapun nama dibuat pastinya memiliki makna atau bahkan dalam Islam merupakan suatu do'a untuk yang dinamai atau bahkan untuk tujuan yang dibangun dalam sistem tersebut.

Yang harus diyakini adalah sesungguhnya nama, julukan atau gelar yang baik memiliki pengaruh yang baik dalam jiwa sejak pertama kali menyebut atau mendengarnya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk berdo’a kepada-Nya dengan menyifati-Nya dengan nama dan sifat-sifat yang baik, firman-Nya:

Hanya milik Allah asma ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.... (QS. al-A’rof [7]: 180)

Prinsip dan konsep inilah yang selalu mendapat proporsi perhatian lebih banyak setiap istri saya hamil. Bagaimanapun juga pembangunan sebuah sistem di keluarga saya adalah menjadi tanggung jawab saya sebagai seorang suami untuk istri sekaligus bapak untuk anak-anak saya.

Awalnya saya berfikir memberi nama yang penting baik maknanya, didengar enak dan "tidak pasaran". Akan tetapi, justru setelah saya melihat film-film dan membaca buku-buku yang mengungkap banyak rahasia pergerakan kelompok-kelompok rahasia di dunia saya jadi banyak tertarik dengan metode penamaan dan pengkodean mereka. Yang menarik adalah makna yang mereka maksudkan dalam setiap nama dan kode yang mereka buat.

Dasar penamaan pada anak saya yang pertama dan yang kedua adalah sebagai berikut:

Pertama: berdasar pada momentum
1. Hasannashr Hizballah Amma... ini berawal dari perang Hizbullah dengan Israel di tahun 2006, saya kagum dengan kharisma Hasan Nasrullah (pemimpin Hizbullah) yang sangat tenang dan tawadlu'. Selain itu, secara maknapun waktu itu sangat tepat dan sinchronize dengan harapan saya akan diri saya keluarga saya dan idealnya seorang manusia menurut saya. Hasan berarti Baik, Nashr berarti Penolong, sedangkan Hizballah adalah sebuah penegasan tauhid bahwa di alam semesta ini cuman ada dua golongan yaitu golongan Allah -- Hizballah -- (manusia dan jin yang beriman kepada Allah) dan golongan syetan -- Hizbusysyaithon --.

2. Jabbarrobbani Jundallah Amma... cukup lama saya mencari petunjuk untuk nama ini , hampir setiap hari saya diskusi dengan istri tentang nama ini, terutama kata pertama, sedangkan Jundallah adalah nama yang jadi idola saya sejak lama. Sebaik-baik nama adalah nama-nama Allah dalam Asmaul Husna... Jabbar adalah Asmaul Husna dengan makna MEMAKSA (Berkehendak kuat) maksudnya disini adalah memaksakan diri, sedangkan Robbani adalah Semata-mata karena Robb (Allah), jadi Jabbarrobbani dimaksudkan sebagai Berkehendak Kuat Semata-mata Karena Allah (entah dalam bahasa Arab susunan seperti ini diperbolehkan atau tidak, nahwu dan shorof saya kurang kuat). Maksud makna nama ini adalah kekuatan hati (semangat) untuk idealis yang memang harus dipaksakan oleh karena akhir-akhir ini memegang prinsip sudah jauh lebih rumit dari sebelumnya, dan tidak kalah penting adalah dasar tauhidnya "Robbani" (semata-mata karena Allah) karena jika tidak demikian akan sia-sia semua amalan. Sedangkan Jundallah berarti Pejuang Allah, dalam konteks regional berarti memerangi kemiskinan, dan kebodohan ummat di bawah panji Agama Allah, karena sadar atau tidak saat ini kita berada dalam kebodohan yang akut (terutama tentang dienul Islam), hal ini bisa kita lihat dari pola hidup kita yang banyak terbawa arus liberalis dan islam phobia.

Kedua: berdasar pada prinsip-prinsip dakwah

1. Hasannashr Hizballah Amma... Hasannashr adalah "self oriented" yaitu dimaksudkan untuk memperbaiki diri menjadi orang yang baik (Perbaikan ummat tingkat pertama adalah dari perbaikan diri) sedangkan Hizballah dimaksudkan untuk ketauhidannya. Kenapa di kedua nama anak saya selalu menyertakan prinsip ketauhidan?? karena ketauhidan adalah hal yang paling mendasar dari suatu makhluk, dan adalah harga mutlak untuk setiap makhluk, jika tidak maka semua yang dilakukan akan sia-sia.

2. Jabbarrobbani Jundallah Amma... Jabbarrobbani dimaksudkan sebagai semangat yang kuat semata-mata karena Allah... ini merupakan dasar yang sangat penting untuk pelaku dakwah, karena terpaan realisme sangat kuat menentang arus dakwah. Disini memang masih mengandung makna pembekalan diri menuju pribadi yang baik sebagaimana yang dimaksudkan untuk Hizballah, akan tetapi di kata yang ke dua (Jundallah) yang berarti Pejuang Allah memiliki dua maksud yaitu sebagai identitas ketauhidan dan juga identitas kemasyarakatan. Pejuang disini secara regional berarti berjuang melawan kebodohan dan kemiskinan, nah... disinilah letak identitas kemasyarakatannya. Ini adalah langkah perbaikan ummat yang kedua (membentuk keluarga yang islami, well educated, dan berkecukupan) dan yang ke tiga (Membentuk masyarakat muslim yang bebas kebodohan dan kemiskinan).

Demikian nama-nama ini diberikan... kebenaran adalah datangnya dari petunjuk Allah
Semoga untuk anak-anak saya yang selanjutnya bisa diberikan petunjuk yang baik dari Allah SWT

Robbana Hablana Min Azwajina Wa Dzurriyyatina Qurrota A'yun Waj'alna Lil Muttaqiina Imaama