Sabtu, 24 Januari 2009

Harakat Al-Muqowwama Al-Islamiyah (HAMAS)

Tulisan ini adalah ulasan singkat tentang Gerakan Jihad Islam di negeri Palestina yang telah menang perang melawan "Terrorist Forever" Zionis Israel Laknatullah, whaaa julukan baru nih...

Adalah Hamas yang merupakan singkatan dari
Harakat Al-Muqowwama Al-Islamiyah yang berarti Islamic Resistance Movement atau Gerakan Perlawanan Islam. Hamas berdiri pada tahun 1987 Masehi oleh Syeikh Ahmad Yasin (seorang guru kelahiran 1 Januari 1929), Abdul Aziz Al-Rantisi dan Mohammad Toha. Hamas merupakan kepanjangan tangan dari Ikhwanul Muslimin (Moslem Brotherhood) yang berada di Mesir.

Ikhwanul Muslimin bagi sebagian orang awam dipandang sebagai gerakan Islam yang radikal dan menentang pemerintahan. Perlu diketahui bahwa pemerintahan Mesir telah berada di bawah kekuasaan dan pengaruh para orientalis barat, pemerintahan Mesir jauh lebih liberal dari yang pernah diketahui oleh orang awam dan banyak memberikan keuntungan untuk pemerintahan Amerika yang saat ini berusaha memerangi Islam. Ikhwanul Muslimin didirikan oleh Hasan Al-Banna pada tahun 1928.

Tujuan pendirian Hamas dicantumkan di aktanya: "mengibarkan panji-panji Allah di setiap inci bumi Palestina". Dengan kata lain: melenyapkan bangsa Israel dari Palestina dan menggantinya denga
n negara Islam. Hamas memiliki sayap militer bernama Izzuddin Al-Qosam yang merupakan tentara rindu syahid, kekuatan militer inilah yang menjadi ganjalan Israel untuk menguasai tanah-tanah Palestina. Izzuddin Al-Qossam merupakan salah satu tentara perlawanan yang gigih berjuang disamping Hizbullah di Lebanon.

Sebagian referensi mengatakan bahwa kelahiran Hamas dibidani oleh Syeikh Ahmad Yassin dan tujuh orang berpendidikan tinggi: Abdul Aziz al-Rantissi (dokter spesialis anak), Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya guru), Isa Nashar dan Abu Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri (farmakolog).

Peluncuran Hamas menemukan momentumnya dengan kebangkitan Intifadah I, yang bergolak di sepanjang Jalur Gaza. Anak-anak Palestina tak gentar melawan tentara Israel dengan batu-batu sekepalan tangan. Sejak itu, sayap-sayap militer Hamas beroperasi secara terbuka. Mereka meluncurkan sejumlah serangan balasan—termasuk bom bunuh diri—ke kubu Israel.

Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Deklarasi Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai". Hamas tidak menyetujui perjanjian ini.

Pada Januari 2006, Hamas melangkah ke arena politik formal. Secara mengejutkan, mendulang kemenangan—meraih 76 dari 132 kursi dalam pemilihan anggota parlemen Palestina. Hamas mengalahkan Fatah, partai berkuasa sebelum pemilu saat itu. Kabinet yang didominasi orang Hamas terbentuk.

Jumat, 23 Januari 2009

Obama Oh Obama...!!

Arief Bama

Obama... Oh... Obama...

Don't judge the book by it's cover...

Ternyata benar... begitu banyak orang menaruh harapan pada diri Obama, dengan propaganda penarikan pasukan secara bertahap dari tanah Irak, semua orang seolah terbius. Politik tetaplah politik, seorang pembohong tetaplah pembohong, dan seorang kafir tetaplah kafir.

Sebaiknya kita membuka mata lebar-lebar dalam memandang dunia, kita harus lebih jeli dalam melihat mana yang haq dan mana yang bathil di samping dengan memohon petunjuk pada Allah.

Anda yang banyak berharap kepada Obama pastilah sekarang kecewa berat. Ternyata Obama mendukung "pembantaian" Obama melindungi "teroris" yang sebenarnya dan yang terpenting adalah Obama adalah seorang kafir yang tetap berfihak pada orang kafir.

Jangan tertipu dengan nama Husein-nya, karena sekarang adalah jamannya kamuflase dan konspirasi.
Adalah pidato hari ke-2 Obama setelah pelantikannya, dengan tegas dia menyatakan bahwa Amerika Serikat di bawah pemerintahannya akan melindungi sepenuhnya Israel dan mengecam roket-roket yang diluncurkan oleh Hamas ke wilayah Israel, dan "hanya" mengucapkan belasungkawa atas ribuan rakyat Palestina yang menjadi korban kebiadaban agresi Israel selama 23 hari.

Seharusnya kita sebagai muslim menyadari bahwa tidak akan ada harapan untuk muslim dunia yang disandarkan di pundak orang kafir, apalagi kepada para penyembah talmud. Sedangkan para pemimpin Arab yang katanya "muslim" saja tidak sedikitpun tergerak hatinya untuk membantu saudara-saudara muslimin di Palestina dan keluar dari kenyamanan istana-istana mereka.

Lebih parah lagi pemerintahan Mesir, walaupun sudah diberikan pelajaran oleh Allah lewat jasad Fir'aun dari tengah laut yang dipertegas dengan Al-Qur'an, kini mereka seolah menjelma menjadi para Fir'aun m
odern yang kembali menebar fitnah dan kekejaman. Bukannya membuka blokade di Rafah, Pemerintahan Mesir malah menambah pasukan penjagaan dan mencegah bantuan masuk ke Jalur Gaza, padahal harapan satu-satunya jalur bantuan adalah dari pintu perbatasan di Rafah. Berlagak jadi pahlawan, Pemerintahan Mesir mengajukan proposal perdamaian untuk Israel dan Hamas, tetapi syaratnya cukup berat bagi Hamas. Bahkan pemerintah Mesir "menjilati kaki" para petinggi Israel dengan menutup terowongan-terowongan bawah tanah yang menjadi satu-satunya jalan bagi muslimin Palestina untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan pokoknya.

Kekuatan militer yang besar dan canggih serta dukungan yang kuat dari negara-negara besar ternyata membuat Israel memiliki pesona yang menarik sekaligus menakutkan untuk negara-negara di dunia tak terkecuali negara Arab yang notabene ingin dimusnahkan oleh Israel (betapa bodohnya para pemimpin negara-negara Arab itu). Akan tetapi, kekuatan itu ternyata bukan cerminan nyali yang teruji. Menghadapi beberapa pucuk senapan dan beberapa rudal ringan Hamas saja mereka harus meminta bantuan negara-negara sekutunya. Dan lebih parah lagi mereka berteriak seperti anak kecil yang melemparkan alasan-alasan akibat kalah perang dengan Hamas. Israel merengek pada negara-negara sekutunya untuk membantu blokade jalur persenjataan Hamas, sepertinya mereka ingin menang WO (walk out). Kita tahu jawabannya, mereka hanya berani melawan musuh yang tak bersenjata.

Whaaa... memalukan... saya termasuk orang yang penakut, tapi saya masih "berani" berkelahi dengan lawan yang seimbang. "Israel tidak berani", mereka ingin melucuti Hamas terlebih dahulu "without any cost".

Beberapa hari yang lalu saya menyaksikan acara debat di salah satu tv swasta yang mempertemukan departemen luar negeri JIL (Jaringan Islam --atau Iblis kali ya-- Liberal) dengan pengamat timur tengah. Ini adalah episode debat yang paling sengit menurut saya, karena si JIL ini dengan tegas mendukung agresi Israel dan meminta masyarakat untuk optimis terhadap kiprah Obama di Timur Tengah. Dalam hati saya "nggerundel" (menggerutu) "Yah... namanya juga kafir" (JIL sudah di fatwa kafir dan bukan Islam oleh MUI).

Dari sedikit wacana ini, kita harus hati-hati dalam memandang, karena lobi-lobi Yahudi (Zionis Israel) begitu kuat mencengkeram dunia (kalo gak percaya baca buku Yahudi Menggenggam Dunia), apa yang kita lihat di Palestina adalah "mata bisulnya", tapi akarnya ada di sekeliling kita. Kebiasaan santai dalam keseharian kita akan berangsur-angsur menggeser paradigma dan pola pikir kita tentang kebenaran dan kebathilan, karena lobi-lobi Yahudi berusaha merusak umat Islam lewat pola pikir-pola pikir yang menguntungkan mereka.

Senin, 19 Januari 2009

Potret Gaza


Arief Bama

Perang sementara ini telah berakhir, akan tetapi pasti akan berlangsung lagi karena memang demikianlah garis yang telah ditetapkan, sampai kemenangan akhir jaman diraih oleh para “jundallah”

Potret Gaza kini tak jauh beda dengan film-film fiksi pasca perang nuklir. Bangunan-bangunan kokoh tempat berteduh telah rata dengan tanah. Kepulan asap belum juga menyingkir dari atap langit Gaza. Laki-laki dan Perempuan berjalan tak tentu arah, berteriak memanggil nama-nama.

Di satu sisi kota terlihat anak-anak berjalan dengan tangis, mereka menangis meratapi kepergian orang tua mereka, mereka menangis karena perut mereka lapar, mereka menangis karena luka-luka yang mulai membengkak tanpa bisa terobati, mereka menangis karena tak ada yang meredakan ketakutan mereka.

Di sudut yang lain, “Allahu Akbar… Allahu Akbar…!!” Seorang renta mencoba mengumpulkan puing-puing semangat hidupnya, tubuhnya berdebu, lusuh, karena tak tersentuh air selama perang berkecamuk. Tubuh renta itu berdiri membungkuk, pandangannya menerawang ke sekeliling. “Kira-kira di sini…!” dia berucap lirih. Dengan harapan yang tersisa dia mulai mengusik puing-puing bangunan di bawahnya, mencari yang tersisa dari bongkahan tembok rumahnya, “tak tersisa…”

Namun demikian, tak satupun air mata menetes dari matanya, karena baginya ini bukan derita, akan tetapi sebuah jalan yang baik untuk menghadap Allah nantinya. Hukum manusia akan ditegakkan atas manusia yang lain, dengan semua keterbatasannya. Akan tetapi hukum Allah akan ditegakkan dengan mutlak tanpa keterbatasan.

Kamis, 15 Januari 2009

We Will Not Go Down (Song for GAZA)

(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

--------- Allahu Akbar -----------