Minggu, 24 Agustus 2008

An Unconditional Love...

taken from mailing list of psiunair01

A story is told about a soldier who was finally coming home after having fought in Vietnam.
He called his parents from San Francisco.

"Mom and Dad, I'm coming home, but I've a favor to ask. I have a friend I'd like to bring home with me."

"Sure," they replied, "we'd love to meet him."

"There's something you should know", the son continued, "he was hurt pretty badly in the fighting. He stepped on a land mind and lost an arm and a leg. He has nowhere else to go, and I want him to come live with us."

"I'm sorry to hear that, son. Maybe we can help him find somewhere to live."

"No, Mom and Dad, I want him to live with us."

"Son," said the father, "you don't know what you're asking. Someone with such a handicap would be a terrible burden on us. We have our own lives to live, and we can't let something like this interfere with our lives. I think you should just come home and forget about this guy. He'll find a way to live on his own."

At that point, the son hung up the phone. The parents heard nothing more from him. A few days later, however, they received a call from the San Francisco police. Their son had died after falling from a building, they were told.

The police believed it was suicide. The grief-stricken parents flew to San Francisco and were taken to the city morgue to identify the body of their son. They recognized him, but to their horror they also discovered something they didn't know, their son had only one arm and one leg.

Anyway...
The parents in this story are like many of us. We find it easy to love those who are good-looking or fun to have around, but we don't like people who inconvenience us or make us feel uncomfortable.

We would rather stay away from people who aren't as healthy, beautiful, or smart as we are. Thankfully, there's someone who won't treat us that way. Someone who loves us with an unconditional love that welcomes us into the forever family, regardless of how messed up we are.

We all should have the strength to accept people as they are, and be more understanding of those who are different from us!!!

Rabu, 20 Agustus 2008

Cucu Presiden

oleh: Prima

Mumpung masih dalam nuansa Agustusan. Hehe.. Ada-ada saja ya ide orang-orang jaman sekarang. Ternyata bukan hanya balap karung, makan kerupuk, kepruk kendil, dan sejenisnya saja yang menjadi bahan 'langganan' warga masyarakat untuk memeriahkan HUT kemerdekaan negara tercinta ini. Yang lain daripada yang lain pun ada. Intip saja Bapak Indonesia kita, yang terhormat Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih akrab disapa dengan sebutan Pak SBY, tepat di tanggal 17 Agustus 2008 kemarin resmi sudah menjadi kakek dari Almyra Tunggadewi Yudhoyono (Ayra). Seorang bayi mungil nan cantik terlahir dari pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan.


Ceritanya singkat saja. Sejak hari Sabtu, 16 Agustus 2008 pukul 16.00 WIB, Annisa sudah masuk Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Pada saat itu masih terjadi simpang siur mengenai kelahiran calon cucu Presiden. Ada yang mengira kelahiran cucu Pak SBY ini akan ditepatkan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ada juga yang mengira kalau Annisa hanya berjaga-jaga untuk menyambut kelahiran anak pertamanya yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Ternyata eh ternyata keesokan harinya yaitu hari Minggu, 17 Agustus 2008, bayi mungil yang dinanti-nanti pun lahir. Yah.. 'agak' kebetulan memang! Hehe.. Seorang Presiden yang berjiwa Nasionalis memiliki cucu pertama yang lahir di Hari Kemerdekaan, sementara Agus Yudhoyono menyatakan bahwa prediksi kelahiran menurut
ultrasonografi adalah sekitar tanggal 4 September 2008.

Menurut kabar dari kabar berita.com, proses kelahiran yang ditempuh Annisa adalah melalui operasi caesar. Proses kelahiran tersebut diketuai oleh dr. Azen Talim dari RSPI. Menurut Gatot, operasi harus bergeser dari jadwal yang seharusnya karena pematangan plasenta ternyata lebih cepat. Kalau hal ini tidak dilakukan akan mempengaruhi kelincahan bayi.

Bahkan ada salah satu sharing dari seorang ibu --mengaku sebagai 'korban' infotainment-- yang tergabung dalam milis sehat mengatakan bahwa pada dasarnya suami Anisa bilang maunya juga normal tapi karena ada indikasi yang mengharuskan caesar ya mau gimana lagi. Katanya lagi disuruh milih antara tanggal 15-17 Agustus, jadilah dipilih tanggal bersejarah itu. Kemudian ada ibu lain yang menanggapi komentar ibu tadi dengan menceritakan pengalaman pribadinya seperti ini.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear all,

Kebetulan saya ditangani oleh SpOG yg sama dgn ketua tim dokter Annisa Y tsb. Pada kasus saya yg mengalami pre-eklampsia yg lumayan heboh, SpOG tsb masih mengusahakan normal, tetapi melihat bahwa tekanan darah naik dgn sukses, langsung diputuskan operasi & waktunya juga langsung ditentukan keesokan harinya.. padahal saya cuma lagi periksa rutin & baru masuk minggu-38..
padahal anak
pertama lahir normal & asiknya minta ampun karena jam 6 pagi melahirkan,jam 4 sore sudah mandi & jalan2..ngeri banget pas diputuskan harus caesar..(Curhat colongan ni)
Boro2 mau milih hari, wong harusnya operasi jam 4 sore malah dipercepat jadi jam 12 karena tekanan darah meningkat pesat sekali..
Yah mungkin lain kasus lain lagi penanganannya..siapa tau kalo kasusnya tdk emergency banget bisa milih hari untuk operasi..
Asik juga ya kalau bisa milih hari..kan lumayan tuh bisa milih hari bersejarah, jadi ultah anak ga akan kelupaan..ga seperti saya yg suka lupa tgl lahir anak..hehehe..


AW

Mama yg suka pikun tanggal lahir anak

------Original Message------
From: segaintil
Sender: Mailing List Sehat Group

To: Mailing List Sehat Group

ReplyTo: Mailing List Sehat Group

Sent: Aug 20, 2008 5:28 PM

Subject: [sehat] Re: Bayi 17 Agustus ....


Dear semuanya,

Saya juga ternyata melahirkan harus sesar, sekalipun dijadwalkan normal. Tapi engga bisa tuh milih tanggal apalagi bedanya sampai dua hari. Ini kasus saya lho.
Saya melahirkan lebih maju 2 minggu dari jadwal normal, tetapi anakku itu selain gede banget juga terlalu banyak gerak di dalam perut, jadilah ketubannya pecah dini, lalu diinduksi semalam ya gak mau keluar juga karena kepalanya gede banget booo...
Akhirnya diputuskan besok siang dioperasi saja. Keputusan itu diambil jam 12 malam, karena sudah sehari semalam sang bayi gak mau juga keluar.
Tetangga saya sebelah rumah, kita melahirkan bersama-sama ditanggal yang sama di rumah sakit yang sama, bayinya kecil hanya 2,5 kilo, tetapi juga disesar karena pinggulnya kecil.
Bayinya gak mau keluar juga. Saat harus lahir normal gak bisa, jadilah disesar, tapi gak
boleh nunggu-nunggu tuh. Apalagi milih tanggal hehehe...

JM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

sementara itu, masih dalam milis yang sama, seorang dokter berpendapat seperti ini:

Re: [sehat] Bayi 17 Agustus ...hmhm:-)

hehehe...
jd pengin ikutan.

analoginya gampang

coba buah kalau belum masak terus dipetik......apa rasanya.....asem....kecut..sepet.....lan sapanunggale.
tongkol...buahnya tanaman anthuriumpun demikian...biarkan mecotot dengan sendirinya......tinggal nanti disemai.....Insya Alloh akan lebih eksis di dunia fana ini.

terlepas dari pro kontra anisa.....soalnya ada juga yg punya alasan...supaya awet muda..singset gitu........ndak tahu yg punya pemikiran seperti ini dapat wangsit dari mana.....

secara ilmiah..sudah dijelaskan panjang lebar.....masalah caesar ini.....lebih banyak mudhorotnya.....monggo silakan bisa di googling.... pun secara kodrat manungso...alias manusia.......wong sudah diatur........kecuali...ini kecuali......karena alasan medis yg tdk dapat di hindari.

salam prihatin,
bapakeghozan--heran kadang saya sama menungso
duh maaf..maaf...maaf......ikutan ngerrorrrrr.


yang kemudian ditanggapi oleh seorang anggota milis lainnya, seperti ini:

Re: Bayi 17 Agustus ...hmhm:-)

Ikut komentar boleh tidak?
Rasanya membuat program melahirkan di caesar di dunia ini cuma terjadi di Jakarta. Bagaimana pun melahirkan normal akan jauh lebih baik daripada caesar. Umumnya kelahiran bayi diupayakan normal, jika tidak dimungkinkan karena beberapa hal, barulah di caesar.
Jakarta yang macetlah, awal-awalnya dokter dan pasien memilih kesepakatan di caesar saja. Tetapi lama-lama menjadi mode untuk memilih tanggal yang dimaui.
Setahu saya, awal-awalnya dahulu program ini sudah dikritik juga di kelompok kedokteran, tapi kok malah engga bisa dibendung lagi, bahkan keluarga presiden juga ikut-ikutan.
Memberi contoh?


Salam,
Julia Maria


Bukannya mau bagaimana yang bagaimana yaa.. Kalau memang dibilang ini sudah takdir, ya boleh lah. Lha wong ultrasonografi bukan Gusti Allah tho?! Walaupun sebenarnya anak SD sambil merem saja juga tahu, kalau apapun yang sudah terjadi itu dinamakan 'takdir'. Tapi kalau ada yang bilang beliau hanya ingin mencari sensasi, ya silahkan saja. Ini negara demokrasi kan?! Hehe..

Sekali lagi, teruntuk keluarga besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, saya pribadi bersama keluarga mengucapkan "Selamat atas kelahiran Ayra, moga menjadi pemimpin yang sholihah...amin"

Piss ahh!!

Jumat, 15 Agustus 2008

Berjodoh Via Internet

based on the true stories

Hanya berbagi…
Sebut saja Diana, 23 tahun. Alumnus PTN ternama di Surabaya yang lulus dengan predikat cumlaude. Kebetulan Diana tercatat sebagai mahasiswi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi tahun 2002, mundur setahun karena gagal lulus di UMPTN 2001.

Diana termasuk cerdas dalam hal akademis. Hobi membaca serta fasih berbahasa Inggris dan Mandarin. Selepas kuliah, Diana langsung ‘dilamar’ perusahaan asing milik India yang berlokasi di Sidoarjo, kota kelahirannya. Gayung bersambut, karena memang Diana tipe-tipe wanita karir.

Sepintas, Diana terlihat biasa saja. Menjadi sedikit istimewa karena Diana kini tidak sendiri lagi. Yah, Diana sudah menikah! Dengan seorang Akuntan Bank ternama – berkewarganegaraan Arab Saudi – di negara yang sama, yang dia kenal melalui obrolan via Yahoo! Messenger.

Sebut saja Elsayd. Dua puluh tahun lebih tua dari Diana. Diana dan Elsayd baru hitungan bulan berkenalan melalui chatting. Tanpa berlama-lama, Elsayd langsung melamar Diana dan menikahinya, dengan pesta yang sangat sederhana. Hanya upacara akad-nikah. Berlangsung kurang lebih sekitar dua jam termasuk makan-makan yang dihadiri rekan dan kerabat dekat yang dikenalnya saja.

Sebulan setelah menikah, Diana langsung diboyong suami ke Saudi dan tinggal di apartemen. Dan yang paling membanggakan, Diana sekarang memakai burkah, lebih dari sekedar memakai cadar. Padahal dulu Diana asal-asalan memakai jilbab. Bahkan lebih sering melepas jilbab pada saat keluar rumah, dengan alasan ribet atau lupa. Surprise-nya adalah Diana sekarang menjadi seorang full-time mom dan lebih memilih untuk mengabdi pada suami. Yah, adakah pekerjaan yang lebih baik dari itu, saudara??

Insya Allah empat bulan lagi, lengkap sudah kebahagiaan pasangan ‘berjodoh via internet’ ini karena kehadiran malaikat kecil dari rahim Diana…

Hanya berbagi…
Rahmi, beberapa orang memanggilnya. Usianya
menginjak 25 tahun sekarang. Tercatat sebagai mahasiswi Psikologi PTN ternama di Surabaya tahun 2001 dan lulus di tahun 2006.

Siapapun yang mengenal Rahmi pasti akan mengatakan tiga hal. Cantik, smart, dan perfeksionis! Sangat berambisi menjadi wanita karir. Dan hal itu pun berhasil dia raih. Rahmi menjadi seorang advisor pendidikan di salah satu SD di Jombang, kota kelahirannya. Terkadang Rahmi juga dimintai tolong untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar-seminar terkait pendidikan.

Dua bulan yang lalu Rahmi menikah. Dengan seorang Teknisi IT yang dia kenal lewat ajang mencari teman di situs friendster. Daniel namanya. Beda setahun saja dengan Rahmi. Mahasiswa lulusan Institut ternama di Surabaya.

Sekarang ini Rahmi mengikuti suami tinggal di Kalimantan untuk kepentingan pekerjaan Daniel. Sekarang pun Rahmi lebih memilih untuk mengabdi pada suami dan menjadi seorang full-time mom di rumah sambil berbisnis.

Satu lagi, pasangan tercipta karena ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Haidar dan Matahari harus bersabar menunda hari jadinya un
tuk sementara waktu. Ada satu pekerjaan penting yang harus Haidar lakukan. Tepat di September tahun ini, Haidar harus melanjutkan studi Psikologinya ke Rusia selama tiga tahun. Sedangkan Matahari pun masih kurang sekitar tiga tahun lagi untuk meraih gelar sarjana Psikologinya di PTN ternama di Yogyakarta.

Setali tiga uang dengan pengalaman Diana-Elsayd, Yahoo! Messenger lah yang telah ‘berjasa’ memperkenalkan dan mempertemukan mereka berdua. Mereka sama sekali tidak menganggap ‘penting’ jarak usia diantara mereka yang berbeda sekitar sepuluh tahun lebih tua Haidar.

Yah, mungkin saja mereka memang ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Sampai sekarang Anita masih panik bercampur bahagia untuk me
mpersiapkan hari yang selalu menjadi mimpi indah bagi para anak perempuan sewaktu kecil. Yah, insya Allah akhir tahun ini Anita akan mengakhiri masa gadisnya! Bersama seorang teknisi IT – tak beda jauh dengan suami Rahmi – berkewarganegaraan Afrika. Mauritius, tepatnya. Kota kelahiran Govinda, calon pendamping seumur hidup Anita.

Pria keturunan India-Iran ini dikenal Anita sejak mereka berdua sama-sama tergabung sebagai member dalam situs ajang mencari teman di facebook. Sebelas-dua belas dengan situs friendster.

Hanya satu syaratnya, Anita – yang masih tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi di PTN ternama Surabaya tahun 2001 – harus menyelesaikan skripsinya terlebih dahulu untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Semoga mereka benar-benar menjadi pasangan never endless love yang secara kebetulan ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Bersyukur sekali saya termasuk orang yang hobi berselancar di dunia maya. Karena sama sekali saya tidak mengira kalau ternyata jodoh saya adalah pria yang saya kenal melalui situs friendster.

Mulanya biasa saja. Hingga hanya dalam hitungan bulan saja saya dilamarnya. Kaget, tidak percaya, antara takut dan senang, benar-benar seperti mimpi. Di usia saya yang baru 23 tahun waktu itu, tentu bukan menikah yang menjadi target utama saya. Karir! Yah, saya harus berkarir dan menjadi orang berhasil dahulu. Baru tiba saatnya nanti saya akan memikirkan masalah pernikahan. Pun dengan orangtua saya, setali tiga uang dengan saya. Mereka menganggap saya masih kecil dan awam untuk urusan membuat sebuah komitmen dengan seseorang. Dasar pemahaman kami mengenai ‘kesuksesan’ yang memang masih konvensional waktu itu.

Baru sekali bertemu, waktu itu kami memadu janji untuk bertemu di sebuah warung sederhana depan kampus idola kami. Tentu saja kami tidak hanya berdua, akan tetapi berempat. Yah, kami datang dengan ditemani oleh masing-masing muhrim kami.

Bulan depannya sang belahan jiwa sudah membicarakan masalah waktu yang tepat untuk pertemuan orangtua dan keluarga kami masing-masing. Beberapa minggu sebelum pertemuan itu, sedikit demi sedikit saya semakin yakin dengan keseriusan sang belahan jiwa untuk menjadikan saya sebagai istrinya. Istikharah memantapkan hati saya. Jalan saya semakin diarahkan ke arah sang belahan jiwa. Pun dengan orangtua saya. Mereka percaya kalau pilihan anaknya tidak salah. Dan yang pasti adalah keputusan yang terbaik! Allah mendengar doa kami dan mungkin karena memang kami berjodoh…

Tepat di Sabtu, 29 Juli 2006, sumpah itu terucap dari sang belahan jiwa. Untuk seumur hidup menjadi imam bagi saya dan anak-anak kami kelak. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, sang belahan jiwa mengucapkan sumpahnya di depan orangtua kami masing-masing, di depan para saksi, dan beberapa undangan baik dari para kerabat juga sahabat yang hadir kala itu. Dan yang terpenting adalah disaksikan oleh Allah…

Alhamdulillah… saya dan sang belahan jiwa termasuk pasangan yang ‘berjodoh via internet’…


Mari berbagi…
Andalah yang akan mengisi kisah anda di ruang “Mari Berbagi” ini. Suatu anugerah yang tidak biasa, karena telah menjadi pasangan yang “berjodoh via internet”. Terlalu ind
ah kalau hanya untuk disimpan sendiri. Mari berbagi...