Jumat, 15 Agustus 2008

Berjodoh Via Internet

based on the true stories

Hanya berbagi…
Sebut saja Diana, 23 tahun. Alumnus PTN ternama di Surabaya yang lulus dengan predikat cumlaude. Kebetulan Diana tercatat sebagai mahasiswi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi tahun 2002, mundur setahun karena gagal lulus di UMPTN 2001.

Diana termasuk cerdas dalam hal akademis. Hobi membaca serta fasih berbahasa Inggris dan Mandarin. Selepas kuliah, Diana langsung ‘dilamar’ perusahaan asing milik India yang berlokasi di Sidoarjo, kota kelahirannya. Gayung bersambut, karena memang Diana tipe-tipe wanita karir.

Sepintas, Diana terlihat biasa saja. Menjadi sedikit istimewa karena Diana kini tidak sendiri lagi. Yah, Diana sudah menikah! Dengan seorang Akuntan Bank ternama – berkewarganegaraan Arab Saudi – di negara yang sama, yang dia kenal melalui obrolan via Yahoo! Messenger.

Sebut saja Elsayd. Dua puluh tahun lebih tua dari Diana. Diana dan Elsayd baru hitungan bulan berkenalan melalui chatting. Tanpa berlama-lama, Elsayd langsung melamar Diana dan menikahinya, dengan pesta yang sangat sederhana. Hanya upacara akad-nikah. Berlangsung kurang lebih sekitar dua jam termasuk makan-makan yang dihadiri rekan dan kerabat dekat yang dikenalnya saja.

Sebulan setelah menikah, Diana langsung diboyong suami ke Saudi dan tinggal di apartemen. Dan yang paling membanggakan, Diana sekarang memakai burkah, lebih dari sekedar memakai cadar. Padahal dulu Diana asal-asalan memakai jilbab. Bahkan lebih sering melepas jilbab pada saat keluar rumah, dengan alasan ribet atau lupa. Surprise-nya adalah Diana sekarang menjadi seorang full-time mom dan lebih memilih untuk mengabdi pada suami. Yah, adakah pekerjaan yang lebih baik dari itu, saudara??

Insya Allah empat bulan lagi, lengkap sudah kebahagiaan pasangan ‘berjodoh via internet’ ini karena kehadiran malaikat kecil dari rahim Diana…

Hanya berbagi…
Rahmi, beberapa orang memanggilnya. Usianya
menginjak 25 tahun sekarang. Tercatat sebagai mahasiswi Psikologi PTN ternama di Surabaya tahun 2001 dan lulus di tahun 2006.

Siapapun yang mengenal Rahmi pasti akan mengatakan tiga hal. Cantik, smart, dan perfeksionis! Sangat berambisi menjadi wanita karir. Dan hal itu pun berhasil dia raih. Rahmi menjadi seorang advisor pendidikan di salah satu SD di Jombang, kota kelahirannya. Terkadang Rahmi juga dimintai tolong untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar-seminar terkait pendidikan.

Dua bulan yang lalu Rahmi menikah. Dengan seorang Teknisi IT yang dia kenal lewat ajang mencari teman di situs friendster. Daniel namanya. Beda setahun saja dengan Rahmi. Mahasiswa lulusan Institut ternama di Surabaya.

Sekarang ini Rahmi mengikuti suami tinggal di Kalimantan untuk kepentingan pekerjaan Daniel. Sekarang pun Rahmi lebih memilih untuk mengabdi pada suami dan menjadi seorang full-time mom di rumah sambil berbisnis.

Satu lagi, pasangan tercipta karena ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Haidar dan Matahari harus bersabar menunda hari jadinya un
tuk sementara waktu. Ada satu pekerjaan penting yang harus Haidar lakukan. Tepat di September tahun ini, Haidar harus melanjutkan studi Psikologinya ke Rusia selama tiga tahun. Sedangkan Matahari pun masih kurang sekitar tiga tahun lagi untuk meraih gelar sarjana Psikologinya di PTN ternama di Yogyakarta.

Setali tiga uang dengan pengalaman Diana-Elsayd, Yahoo! Messenger lah yang telah ‘berjasa’ memperkenalkan dan mempertemukan mereka berdua. Mereka sama sekali tidak menganggap ‘penting’ jarak usia diantara mereka yang berbeda sekitar sepuluh tahun lebih tua Haidar.

Yah, mungkin saja mereka memang ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Sampai sekarang Anita masih panik bercampur bahagia untuk me
mpersiapkan hari yang selalu menjadi mimpi indah bagi para anak perempuan sewaktu kecil. Yah, insya Allah akhir tahun ini Anita akan mengakhiri masa gadisnya! Bersama seorang teknisi IT – tak beda jauh dengan suami Rahmi – berkewarganegaraan Afrika. Mauritius, tepatnya. Kota kelahiran Govinda, calon pendamping seumur hidup Anita.

Pria keturunan India-Iran ini dikenal Anita sejak mereka berdua sama-sama tergabung sebagai member dalam situs ajang mencari teman di facebook. Sebelas-dua belas dengan situs friendster.

Hanya satu syaratnya, Anita – yang masih tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi di PTN ternama Surabaya tahun 2001 – harus menyelesaikan skripsinya terlebih dahulu untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Semoga mereka benar-benar menjadi pasangan never endless love yang secara kebetulan ‘berjodoh via internet’…


Hanya berbagi…
Bersyukur sekali saya termasuk orang yang hobi berselancar di dunia maya. Karena sama sekali saya tidak mengira kalau ternyata jodoh saya adalah pria yang saya kenal melalui situs friendster.

Mulanya biasa saja. Hingga hanya dalam hitungan bulan saja saya dilamarnya. Kaget, tidak percaya, antara takut dan senang, benar-benar seperti mimpi. Di usia saya yang baru 23 tahun waktu itu, tentu bukan menikah yang menjadi target utama saya. Karir! Yah, saya harus berkarir dan menjadi orang berhasil dahulu. Baru tiba saatnya nanti saya akan memikirkan masalah pernikahan. Pun dengan orangtua saya, setali tiga uang dengan saya. Mereka menganggap saya masih kecil dan awam untuk urusan membuat sebuah komitmen dengan seseorang. Dasar pemahaman kami mengenai ‘kesuksesan’ yang memang masih konvensional waktu itu.

Baru sekali bertemu, waktu itu kami memadu janji untuk bertemu di sebuah warung sederhana depan kampus idola kami. Tentu saja kami tidak hanya berdua, akan tetapi berempat. Yah, kami datang dengan ditemani oleh masing-masing muhrim kami.

Bulan depannya sang belahan jiwa sudah membicarakan masalah waktu yang tepat untuk pertemuan orangtua dan keluarga kami masing-masing. Beberapa minggu sebelum pertemuan itu, sedikit demi sedikit saya semakin yakin dengan keseriusan sang belahan jiwa untuk menjadikan saya sebagai istrinya. Istikharah memantapkan hati saya. Jalan saya semakin diarahkan ke arah sang belahan jiwa. Pun dengan orangtua saya. Mereka percaya kalau pilihan anaknya tidak salah. Dan yang pasti adalah keputusan yang terbaik! Allah mendengar doa kami dan mungkin karena memang kami berjodoh…

Tepat di Sabtu, 29 Juli 2006, sumpah itu terucap dari sang belahan jiwa. Untuk seumur hidup menjadi imam bagi saya dan anak-anak kami kelak. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, sang belahan jiwa mengucapkan sumpahnya di depan orangtua kami masing-masing, di depan para saksi, dan beberapa undangan baik dari para kerabat juga sahabat yang hadir kala itu. Dan yang terpenting adalah disaksikan oleh Allah…

Alhamdulillah… saya dan sang belahan jiwa termasuk pasangan yang ‘berjodoh via internet’…


Mari berbagi…
Andalah yang akan mengisi kisah anda di ruang “Mari Berbagi” ini. Suatu anugerah yang tidak biasa, karena telah menjadi pasangan yang “berjodoh via internet”. Terlalu ind
ah kalau hanya untuk disimpan sendiri. Mari berbagi...

2 komentar:

Mariatul Kiftiah mengatakan...

yach sob....kita tunggu, apakah aku salah satu yg akan mengisi "postinganmu" ini....:):):)..btw, menyentuh sekali auyy..menjadi sebuah inspirasi buatku:):)

mohon doanya ya.....^_^

Amma's Family mengatakan...

hehe...

moga senantiasa diberi kemudahan dalam melangkah ya, sis!!


salam,
prima
"Allah mboten nate sare"