Sumber : Hidayatullah.com
American Academy of Pediatrics, merekomendasikan pembatasan nonton TV untuk anak pra sekolah, hanya satu jam saja
Televisi menjadi penyelamat banyak ibu dan para pengasuh saat mengasuh balita. Tidak percaya? Simak saja saat si kecil sibuk berlarian di waktu makan, cara termudah membuatnya duduk diam adalah dengan televisi. Anak terus membuntuti Anda sambil bertanya ini dan itu, 'pergilah menonton tv' bisa jadi kalimat ampuh untuk menjauhkan anak Anda tanpa rasa bersalah.
Seperti diberitakan di livescience, sebuah penelitian terbaru di Amerika menemukan bahwa anak-anak terlalu banyak menonton televisi, bahkan beberapa di antaranya lebih dari 5 jam per hari. Rasanya jika penelitian itu dilakukan di Indonesia, maka hasilnya mungkin akan lebih mencengangkan. Menonton televisi 3 jam, dilanjutkan main video game selama 2 jam, berkutat dengan komputer selama 1 jam, misalnya. Padahal berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan American Academy of Pediatrics, pembatasan paparan layar televisi untuk anak pra sekolah adalah satu jam saja.
Rekomendasi tersebut juga berdasar pada sebuah penelitian tentang hubungan waktu paparan dengan efek negatifnya, yaitu lambat bicara, obesitas, berpotensi memiliki perilaku agresif dan menunjukkan penurunan kemampuan akademik. Studi tersebut dipimpin oleh Dr. Pooja Tandon dari Seattle Children's Research Institute dan University of Washington, yang kemudian dipublikasikan melalui Journal of Pediatrics.
Studi melibatkan 9000 anak usia pra sekolah, yaitu 4 sampai 5 tahun, bersama dengan kedua orang tua dan pengasuhnya. Anak-anak tersebut dikelompokkan sesuai dengan cara pengasuhan, yaitu bersama pengasuh di rumah sendiri atau dititipkan ke saudara, di penitipan anak, di penampungan anak yang kurang mampu, dan yang diasuh oleh orang tuanya saja di rumah. Mungkin yang perlu kita cermati adalah cara pengasuhan bersama pengasuh dan yang dirawat sendiri oleh orang tua mereka, seperti yang banyak dilakukan di Indonesia.
Hasilnya, mereka yang diasuh di rumah menghabiskan waktu di depan layar selama lima setengah jam per hari dan mereka yang bersama orang tuanya menghabiskan waktu sekitar 4 jam per hari. Hal ini menunjukkan anak leluasa untuk menyalakan televisi kapan saja saat berada di rumahnya sendiri.
Penyebabnya bisa ditebak. Selain televisi berperan sebagai babysitter, para orang tua juga merasa lebih aman anak-anaknya di depan televisi seharian daripada keluar rumah untuk beraktivitas bersama teman-temannya. Alasan ini juga tidak bisa dianggap sebagai kesalahan, mengingat berbagai alasan sosial mendasari orang tua untuk bersikap demikian.
Oleh karena itu, Dr Tandon memberikan solusi bukan untuk meniadakan sama sekali televisi bagi anak pra sekolah, namun untuk mengurangi durasi mereka di depan televisi. Solusi pertama adalah dengan menggunakan DVD ketimbang siaran televisi khusus anak-anak, karena durasinya lebih bisa dibatasi. Kedua, matikan televisi saat makan, belajar dan saat istirahat siang. Ketiga, jangan sediakan televisi di kamar mereka. Keempat, biasakan untuk membatasi durasi nonton televisi dari mereka kecil. Kelima, isi kegiatan anak saat berada di rumah agar si kecil tidak merasa bosan dan kemudian menyalakan televise.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar